SATUJABAR, BANDUNG – Bendungan Sadawarna diproyeksikan mendongkrak produksi beras Indramayu dari 1,3 juta ton menjadi 1,8 juta ton per tahun.
Hal itu dikatakan Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil saat mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian bendungan itu.
Hadir pula dalam peresmian itu Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir.
Walaupun lokasinya ada di Kabupaten Sumedang, bendungan akan banyak mengairi sawah di Indramayu.
“Produksi beras Indramayu 1,3 juta ton per tahun, dengan hadirnya Bendungan Sadawarna bisa naik menjadi 1,8 juta ton per tahun,” ujar Ridwan Kamil, Selasa (27/12/2022).
Gubernur Ridwan Kamil mengatakan, Kabupaten Indramayu saat ini masih menjadi penyumbang surplus beras terbesar se-Indonesia.
Kementerian Pertanian mencatat produksi padi Indramayu pada tahun 2021 mencapai 1.319.624 ton.
Urutan terbesar berikutnya setelah Indramayu adalah Kabupaten Karawang lalu Kabupaten Subang.
“Penyumbang surplus beras di Indonesia yang pertama adalah Kabupaten Indramayu yang produksinya mencapai 1,3 juta ton,” sebutnya dikutip situs Pemprov Jabar.
Atas nama masyarakat Jabar, Gubernur Ridwan Kamil mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah meresmikan Bendungan Sadawarna yang mana dampaknya akan membuat ketahanan pangan Jabar semakin kuat.
“Atas nama masyarakat Jabar yang terdampak positif dari hadirnya Bendungan Sadawarna kami menghaturkan terima kasih kepada Pak Presiden karena Jabar ini lumbung berasnya Indonesia,” ujarnya.
Hadirnya bendungan ini membuat Kabupaten Sumedang kini memiliki tiga bendungan.
Dua bendungan yang sudah ada sebelumnya yaitu Bendungan Jatigede dan Bendungan Cipanas.
“Ada tiga lokasi bendungan di Jabar yang berlokasi di Kabupaten Sumedang yaitu Jatigede, Sadawarna dan Cipanas, ini akan membuat produksi pertanian Jabar meningkat,” katanya.
TELAN DANA RP2,65 TRILIUN
Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan, Sadawarna adalah bendungan ke-33 yang telah diresmikan secara nasional.
Pemerintah pusat sejak 8 tahun lalu gencar membangun bendungan di berbagai provinsi.
“Sadawarna adalah bendungan ke-33 yang kita resmikan sejak delapan tahun lalu kita mulai pembangunannya,” ujar Presiden.
Adapun pembangunan Sadawarna dimulai pada tahun 2018. Pembangunan Bendungan yang berada di perbatasan Subang-Sumedang tersebut menelan biaya sebesar Rp2,65 triliun.
“Bendungan ini menelan anggaran Rp2,65 triliun, bukan uang sedikit,” ucap Joko Widodo.
Untuk itu Presiden mewanti-wanti agar hadirnya Bendungan Sadawarna mampu mendongkrak produktivitas pertanian khususnya di wilayah Indramayu, Subang dan Sumedang.
“Jadi kalau bendungannya sudah ada tapi nanti Indramayu tidak naik produksi padi nya, awas. Karena kita tahu Indramayu adalah penyumbang surplus beras nomor satu terbesar di Indonesia. Kita harapkan tidak turun tapi naik seperti yang Pak Gubernur Jabar sampaikan,” ujar Presiden.
Bendungan Sadawarna dengan luas genangan 680 hektare bisa mengairi kurang lebih 4.280 hektare sawah.
“Terima kasih kepada Bupati Sumedang dan masyarakatnya yang telah merelakan airnya untuk mengairi sawah-sawah yang ada di bawahnya,” kata Presiden.
Presiden mengatakan, tujuan dibangunnya bendungan adalah agar produktivitas pertanian terutama padi dan komoditas holtikultura bisa naik yang akan berdampak pada ketahanan pangan.