BANDUNG – Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Dyah Roro Esti, mengadakan pertemuan bilateral dengan Duta Besar Republik Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali Mohamed, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, pada Selasa (18/2). Pertemuan ini membahas hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Republik Sudan.
Dalam pertemuan tersebut, Wamendag RI mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Sudan tercatat sebesar USD 28,5 juta. Ekspor Indonesia ke Sudan mencapai USD 24,9 juta, sementara impor dari Sudan sebesar USD 3,6 juta, yang menghasilkan surplus perdagangan Indonesia sebesar USD 21,3 juta.
Beberapa produk ekspor utama Indonesia ke Sudan antara lain sabun (USD 10,26 juta), darah manusia (USD 3,07 juta), akumulator listrik (USD 2,31 juta), sel primer (USD 2,23 juta), dan obat-obatan (USD 1,29 juta). Sementara itu, produk impor utama Indonesia dari Sudan meliputi kacang tanah (USD 3,59 juta), kulit (USD 29,12 ribu), kacang-kacangan lainnya (USD 9,50 ribu), peti (USD 0,01 ribu), dan kain tenun (USD 0,01 ribu).
Tahun 2023, Sudan menduduki peringkat ke-94 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia dan peringkat ke-138 sebagai negara asal impor Indonesia. Dalam hal investasi asing langsung (FDI), Sudan berada di posisi ke-137 sebagai sumber FDI untuk Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Wamendag RI juga didampingi oleh Direktur Perundingan Bilateral Kemendag, Danang Prasta Danial. Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangan antara kedua negara dan membuka peluang lebih besar bagi kerja sama ekonomi di masa depan.