SATUJABAR, BANDUNG – Saratuspersen adalah salah satu grup seniman yang lahir dan besar di Kota Bandung.
Kota Bandung memang salah satu kota pemasok utama seniman.
Para talenta di industri kreatif terus bermunculan dan sebagian masih sanggup eksis berkreativitas.
Kota Bandung memang tidak pernah kehabisan insan kreatif. Salah satunya adalah saratuspersen.
Dikenal karena musiknya yang autentik dan berkarakter, tak terasa kini saratuspersen sudah eksis selama 21 tahun.
Berbagai dinamika serta pasang-surut perjalanan berkarya sudah dilalui. Juga panggung lokal hingga internasional pernah mereka jajal.
Kepada Humas Kota Bandung dalam siniar Ngariung, mereka bercerita perjalanan dua dekade tersebut. Selain itu, mereka juga mengisahkan akan menggelar konser dalam waktu dekat.
“Saratuspersen merupakan kelompok musik kolaborasi multietnik. Kok multietnik? Karena kami menggunakan gaya dan genre musik Timur dan Barat secara bersamaan,” beber Rusli, basis sekaligus pendiri dari grup musik ini.
Berdiri pada 1999 berkat satu acara kampus, mereka mengukuhkan diri dengan entitas saratuspersen pada September 2001. Personelnya pun relatif banyak; 12 orang dengan berbagai instrumen mulai dari kendang, perkusi, pamade, kantil, trombone, gitar, bas, biola, trumpet, biola, dan tentunya mereka memiliki vokalis.
KENAPA SARATUSPERSEN
Makna dari entitas saratuspersen, dijelaskan oleh para personelnya sebagai totalitas dalam bermusik. Berkaca dari istilah one hundred percent, yang mereka sadur ke dalam Bahasa Sunda.
Saat ini, saratuspersen diperkuat Ruli Kastaman (drum), Airik Luqkmanul Hakim (bas), Muhammad Iman Ipo (kendang), Iwan Dawiansyah Iwenk (djembe-vokal), Ganjar Purnama (perkusi), Uman Satya (pamande 2), Ihwanudin Togar (pamande 1), Vio Kharisma (kantil 1), Ade Sopian (kantil 2), Moh. Febri (trombone), Rivan (Violin), dan Erik Saxophone (Gitar).
Beberapa karya mereka yang sudah pernah dirilis, antara lain: mini album ‘Sundanese in Bali’, album ‘Sound of Orang Kampung’, album kompilasi ‘The Rought Guide Undiscover World’, album kompilasi ‘World Music Day’, dan single ‘Kau’. Selain itu, mereka juga pernah terlibat dalam album kompilasi Persib.
Panggung ke panggung mereka jajaki. Mulai dari panggung antarkampus hingga internasional. Tentu, secara teknis bukan hal mudah bagi sebuah grup musik dengan komposisi seperti saratuspersen.
Meski begitu, mereka menjalani kiprah musik dengan sukacita. Konsistensinya berkarya dapat terlihat dari karya-karya yang mereka rilis di usia band yang tak lagi muda.
Terbaru, saratuspersen sedang mempersiapkan mini konser bertajuk ‘saratuspersen Combo Harmonic’. Menggandeng sederet musisi seperti Manshur Angklung, konser ini bakal digelar di tiga tempat pada Januari hingga Maret 2023 mendatang.
Lonceng menuju mini konser ini diawali perilisan video klip ‘Kampus Biru’, yang diproyeksikan meluncur pada awal Januari mendatang. Lalu dilanjutkan dengan gelaran konser intim seperti jadwal tertulis di atas.
“Postmodern yang terus berkembang dan melaju pesat, kadang sangat mengkhawatirkan untuk anak muda yang baru tumbuh dan berkembang tanpa dibekali budayanya sendiri,” ucap para personel saratuspersen terkait eksistensinya.
Anda bisa jauh lebih mengenal band ini dengan mengikuti mereka di Instagram (@saratuspersen), dan menyimak obrolan mereka dalam siniar Ngariung di saluran Youtube Diskominfo Kota Bandung.