BANDUNG – Gempa Pacitan M 4.8 M terjadi pada Sabtu 11 Januari 2025. Pusat Vulkanologi dan Migitasi Bencana Geologi (PVMBG) menjelaskan lebih rinci terkait kejadian gempa itu.
Telah terjadi gempa bumi, pada hari Sabtu, tanggal 11Januari 2025, pukul 14:25:11,404 WIB. Menurut BMKG, episenter gempa bumi beradadi laut pada koordinat 8,88°LS – 110,97°BT, 103 km baratdaya Blitar, 67 km selatan Trenggalek, dan 79 km baratdaya Pacitan, Jawa Timut.
Magnitudo gempa bumi adalah M 4,8, dengan kedalaman hiposenter 29 km di bawah dasar laut.Belum ada laporan dari USGS maupun GFZ mengenai gempa bumi ini. Hingga pukul 14:45 WIB tercatat satu kali gempa bumi susulan.
Berdasarkan analisis mekanisme fokalnya, gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault) berarah barat-timur (BMKG).
Kondisi Geologi dan Penyebab Gempa Bumi
Berdasarkan geologinya, daerah terdekat dengan pusat gempa bumi, disusun oleh batuan sedimen dan batuan gunung api berumur Tersier, batuan gunung api berumur Kuarter dan endapan aluvium berumur Holosen.
Morfologi wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran hingga perbukitan. Pacitan dan sekitarnya merupakan tanah keras (kelas C) dan setempat merupakan tanah sedang (kelas D) serta beberapa tanah lunak (kelas E) di Teluk Pacitan. Wilayah ini secara umum tersusun oleh batuan karbonat tersier. Umumnya, batuan ini telah terlipatkan dan terpatahkan serta mudah longsor pada lereng curam.
Berdasarkan kedalamannya, gempa bumi ini termasuk gempa bumi dangkal, dan hiposenter gempa berada pada kedalaman Zona Benioff di antara 20-50 km (Kertapati et al., 2019). Mekanisme gempa bumi ini menunjukkan mekanisme sesar naik, sehingga diperkirakan sumber gempa bumi berasal dariaktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia, dan dapat dikategorikan sebagai gempa interfacepada zona subduksi selatan Jawa.
Dampak Gempa Bumi
Guncangan gempa bumi dirasakan dengan intensitas II-III Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) di daerah Klaten, Yogyakarta, Wonogiri, Sukoharjo dan Surakarta, dan intensitas II Skala MMI di Karangkates, Malang.
Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, wilayah terdampak berada pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah hingga tinggi, dan secara umum termasuk ke dalam kelas tanah sedang sampai lunak (Badan Geologi, 2022).
Sampai laporan ini dibuat, belum ada yang melaporkan guncangan gempa bumi maupun kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi tersebut di wilayah yang dekat episenter gempa.
Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena meski informasi yang menyebutkan gempa berpusat di laut, namun tidak cukup menimbulkan deformasi lantai samudera.
Rekomendasi
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, dan mengikuti arahan atau informasi dari petugas BPBD setempat, namun tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawan mengenai gempa bumi dan tsunami.
Bangunan di wilayah selatan Pacitan dan sekitarnya diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa bumi dan tsunami, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.
Perlu ditingkatkan upaya pengurangan risiko bencana, melalui upaya mitigasi struktural dan non struktural.