BANDUNG – Tekanan ekonomi setelah usahanya bangkrut dan meninggalkan utang, diduga sebagai pemicu yang melatarbelakangi Tarsum (41), tega membunuh dan memutilasi istrinya Yanti (40).
Penyebab aksi keji tersebut berdasarkan keterangan saksi dan keluarga, karena pelaku belum bisa dimintai keterangan secara pasti.
Meski kondisi kejiwaan Tarsum sudah mulai stabil dan sudah bisa diajak bicara, namun belum juga mau menjawab terkait alasannya tega membunuh dan memutilasi istrinya, Yanti.
Warga Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tersebut, masih reaktif jika ditanya tentang aksi keji yang dilakukannya.
“Kami telah memeriksa tujuh orang saksi untuk bisa menetapkan TR (Tarsum) sebagai tersangka pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap korban atas nama Yanti (istrinya). Saksi-saksi tersebut, antara lain warga di sekitar TKP (tempat kejadian perkara) yang mengetahui kejadian, keluarga, hingga petugas puskesmas,” ujar Kasatreskrim Polres Ciamis, AKP Joko Prihatin kepada wartawan, Senin (06/05/2024).
Utang 100 Juta
Joko mengatakan, pelaku memiliki utang ke bank dan perorangan, yang diduga membuatnya depresi.
Pelaku memiliki utang lebih dari 100 juta, setelah usahanya berbisnis jual-beli kambing dan sapi mengalami kebangkrutan.
“Pelaku memiliki utang lebih dari 100 juta ke bank dan perorangan, bukan ke pinjaman online (pinjol). Masalah utang-piutang tersebut membuat pelaku sering cekcok dengan istrinya (korban),” ungkap Joko.
Aksi sadis Tarsum telah membunuh dan memutilasi istrinya, membuat kaget warga di tempat tinggalnya, karena sosok pelaku dikenal baik dan bertetangga.
Warga hampir tidak ada yang percaya, tidak terkecuali Yoyo Tarya, Ketua RT dimana Tarsum tinggal.
Menurut Yoyo, pelaku dikenal sebagai warga yang baik, bertetangga, dan sering membantu.
Perubahan pelaku yang kesehariannya berprofesi bisnis jual-beli kambing dan sapi, terlihat tiga hari sebelum kejadian.
“Tiga hari sebelum kejadian, pelaku mengaku depresi tanpa memberitahu penyebabnya. Bahkan, sempat berusaha bunuh diri dengan membentur-benturkan kepalanya ke tembok, dan bisa dicegah warga,” ujar Yoyo.
Yoyo juga mengaku, pernah kedatangan pelaku yang berniat menitipkan anaknya yang masih bersekolah di SMK (sekolah menengah kejuruan) agar diawasi dan dididik.
Alasannya, pelaku berniat merantau bekerja bersama temannya ke Kalimantan.
Yoyo yang diminta mengantarkan pelaku ke rumah temannya untuk berangkat ke Kalimantan, hari Rabu, tiba-tiba dikagetkan dengan aksi sadis pelaku.
Bahkan, setelah membunuh dan memutilasi, pelaku membawa potongan tubuh istrinya dan diperlihatkan kepada Yoyo dan warga.
Tindakan keji membunuh dan memutilasi istrinya dilakukan pelaku di jalanan dusun tempat tinggalnya, pada Jum’at pagi (03/05/2024), sekitar pukul 07.30 WIB.
Korban tewas dalam keadaan tubuh dimutilasi di beberapa bagian, usai dibunuh pelaku.
Barang bukti berupa kayu balok dan senjata tajam berupa pisau yang digunakan untuk membunuh dan memutilasi, disita polisi.