BANDUNG: Sumur resapan dan kolam retensi diintensifkan untuk menekan potensi banjir Kota Bandung.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengatakan salah satu upaya tata kelola air hujan yakni dengan meresapkan.
Paradigma sekarang kita memperbanyak sumur resapan dan kolam retensi sehingga semakin banyak air diparkir.
“Ini lebih efektif dan lebih murah dibandingkan dengan normalisasi sungai,” ujarnya dikutip situs Pemkot Bandung, Rabu 19 Oktober 2022.
Saat ini, kata dia, Pemkot Bandung telah membuat sumur imbuhan dangkal sebanyak 5000 unit.
Serta sumur imbuhan dalam sebanyak 30 unit. Jumlah itu akan terus bertambah di setiap ruang.
“Ini solusinya mengintensifkan serapan air dengan pembangunan resapan air. Sebenarnya sudah kita kenalkan konsep spons city atau kota serap, apapun tempatnya itu harus menjadi resapan,” katanya.
PARTISIPASI WARGA
Untuk itu, Didi juga mengimbau masyarakat untuk membuat sumur resapan sederhana di rumah masing-masing.
Langkah kecil ini menjadi solusi untuk mencegah banjir.
Untuk membuat sumur resapan ini cukup di lahan ukuran kecil menggunakan bekas kaleng atau drum galonan atau bisa juga menggunakan bata.
“Kalau publik terlibat ini akan mempercepat dan memperbanyak serapan. Lebih cepat juga penanganan banjirnya,” ujarnya.
“Kalau bisa setiap rumah bikin, kalau engga bikin lubang biopori juga membantu. Supaya air itu meresap,” imbuhnya.
Ia mengatakan, saat ini Pemkot Bandung juga sedang melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi banjir di beberapa titik.
Di kawasan Pagarsih, Didi mengatakan, pangkal banjir di kawasan tersebut adalah penyempitan sungai.
“Permasalahan banjir di Pagarsih berpangkal pada penyempitan sungai Citepus di hulu sungai yang hanya tinggal 5 meter akibat adanya pengambil alihan badan sungai, badan airnya menjadi bangunan. Untuk arah ke hilir sampai kawasan kabupaten Bandung cukup aman dengan lebar 15 meter,” kata dia.
Walaupun saat ini telah dibangun kolam retensi Sirnaraga dan Bima namun hanya bisa menampung air 8.000 meter kubik.
Tetapi volume air bisa mencapai 107.000 meter kubik sehingga masih kekurangan penampung air.
“Maka pembangunan serapan serapan air di kawasan Pagarsih untuk membantu penyerapan air hujan sangat perlu,” ujarnya.
Selain itu, tahun ini, pihaknya telah membangun rumah pompa di Cingised, Kopo Citarip dan Rancabolang.
“Itu untuk mengurangi dampak banjir Cingised, Kopo dan daerah Gedebage. Di Sukagalih juga kita bangun terowongan air, bisa membantu menanggulangi banjir di Sukagalih,” ungkapnya.