• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Rabu, 21 Mei 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Konservasi Jadi Acuan Destinasi Wisata Alam & Budaya

Editor
Sabtu, 27 Agustus 2022 - 04:04
Konservasi wisata alam

Wisata alam (Kemenparekraf)

BANDUNG: Konservasi dalam pengembangan destinasi wisata alam dan budaya terus didorong sebagai bagian dari upaya realisasi STDev.

STDev atau Sustainable Tourism Development terus digenjot Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).

Sesmenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menjelaskan sektor pariwisata menjadi sektor yang bergantung pada sumber daya alam, budaya, lingkungan, dan masyarakat.

Hal itu, katanya, sebagai daya tarik utama sekaligus menjadi sistem pendukung pembangunan sektor parekraf.

Menurutnya, prinsip konservasi menjadi hal utama untuk membangun ekosistem pariwisata di Indonesia.

Terlebih pembangunan kepariwisataan di era post pandemi harus mempertimbangkan multiple crisis yang sedang dihadapi oleh manusia.

“Di antaranya adalah krisis lingkungan, krisis kesehatan, hingga perubahan iklim yang mengancam sumber daya alam, lingkungan, budaya, dan masyarakat,” ujarnya dikutip situs Kemenparekraf.

Dia mengatakan prinsip-prinsip konservasi menjadi nilai-nilai yang menjadi acuan dalam mengembangkan destinasi alam dan budaya.

”Guna menjaga kualitas dan keberlanjutan.”

Strategi konservasi yang dinamis akan menjadi semakin penting terutama sebagai sarana untuk memfasilitasi adaptasi terhadap perubahan iklim dan variabilitas.

Serta ekstrem yang menyertainya, seperti kekeringan yang berkepanjangan.

FLAGSHIP PARIWISATA

Ni Wayan mengemukakan lembaganya memiliki lima cakupan flagship pariwisata berkelanjutan.

Yaitu Sustainable Tourism Destination (STD), Sustainable Tourism Observatory (STO), Sustainable Tourism Certification (STC).

Kemudian, Sustainable Tourism Industry (STI), dan Sustainbale Tourism Management & Marketing.

Selain juga mengembangkan, memperkuat, serta memberlakukan skema Perhitungan Jejak Karbon.

Sementara pada destinasi disertai dengan aksi pengimbangan karbon, menerapkan kebijakan terkait carrying capacity dan visitor management pada destinasi alam dan budaya.

“Serta mengadakan festival dan event budaya daerah dan nasional,” ujarnya.

Selain Sesmenparekraf, hadir pula narasumber pada Sustainable Tourism Development Forum (STDev) Forum Seri-2 ini.

Mereka adalah Anggota Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia (ISTC) Prof. Jatna Supriatna.

Dosen Bidang Akademik dan Perencanaan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Dr. I Nyoman Sukma Arida.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDE) Dr. Ir. Wiratno.

Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada Prof. Baiquni.

Dan Ketua Umum Indonesian Inbound Tour Operators Association Dr. Paul Talo.

Tags: konservasiwisata alamwisata budaya

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.