SATUJABAR, BANDUNG–Para pekerja pariwisata di Jawa Barat, menggelar aksi unjukrasa di Gedung Sate, Kota Bandung. Para pengunjukrasa mendesak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mencabut surat edaran tentang larangan kegiatan study tour.
Para pekerja pariwisata di Jawa Barat menggelar aksi unjukrasa di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (21/07/2025) siang. Aksi unjukrasa terkait surat edaran Nomor 43/PK.03.03/KESRA, yang melarang kegiatan study tour di setiap sekolah.
Para pengunjukrasa mendatangi Gedung Sate menggunakan puluhan bus berklakson telolet. Para pengunjukrasa mendesak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, agar segera mencabut surat edaran tentang larangan kegiatan study tour di sekolah.
“Tuntutan kita itu hanya satu, Gubernur Jawa Barat segera mencabut surat edaran larangan kegiatan studi tour. Study tour dari sekolah Jawa Barat ke luar Jawa Barat,” ujar koordinator Aksi, Herdi Sudardja.
Herdi mengungkapkan, sejak larangan kegiatan study tour diberlakukan, para pekerja pariwisata di Jawa Barat kesulitan mendapatkan pemasukan. Tidak hanya para pengusaha bus, pekerja pariwisata, tetapi juga berimbas ke pelaku UMKM, penyedia jasa oleh-oleh, katering, hingga agen travel.
Tidak seperti Jawa Barat, Provinsi lain seperti Yogyakarta dan Jawa Tengah, tidak memberlakukan larangan study tour. Berbagai upaya sudah dilakukan, tetapi tidak membuahkan hasil, tetap buntu sama sekali tidak direspon Gubernur, Dedi Mulyadi.
“Kita sudah melakukan beberapa upaya, dengan meminta audiensi. Bahkan, para pengusaha jasa wisata dan sektor transportasi pariwisata di Jawa Barat, juga sudah melayangkan surat kepada Gubernur, Dedi Mulyadi, pada Mei 2025, tetapi sama sekali tidak direspon,” ungkap Herdi.
Herdi menilai, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, seperti oligarki, karena tidak pernah mau bertemu dengan pengusaha sektor pariwisata. Dedi Mulyadi ‘keukeuh’ dengan kebijakannya melarang study tour di sekolah.
Herdi mengancam akan menurunkan pengunjukrasa lebih besar lagi, jika aspirasinya tetap diabaikan. Saat ini, baru sepuluh persen-nya saja para pekerja pariwisata yang turun berunukrasa.
“Langkah selanjutnya, kita akan aksi lagi dengan jumlah lebih besar, jika tetap diabaikan. Aksi kali ini hanya diikuti tidak lebih sepuluh persen-nya dari jumlah pekerja pariwisata di Jawa Barat,” tutup Herdi.(chd).