SATUJABAR, Brisbane – Dalam rangka mempromosikan angklung dan berbagai budaya Indonesia ke luar negeri, komunitas seni asal Bandung – Jawa Barat, Tim Muhibah Angklung, kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui rangkaian kegiatan Journey Angklung Goes to Australia 2025, tanggal 19 Agustus hingga 8 September 2025. Brisbane merupakan kota pertama untuk penampilan mereka, yaitu di IndOz Conference Brisbane 2025, forum bisnis terbesar Indonesia-Australia, Kamis (21/8/2025), di Brisbane City Hall, dan Pesta Rakyat Brisbane 2025 bertema “Pesta Rasa”, Jumat (22/8/2025), di King George Townhall.
IndOz Conference dibuka secara resmi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia, Siswo Pramono, bersama Lord Mayor Brisbane, Adrian Jurgen Schrinner. Forum ini mempertemukan perwakilan dari sektor komersial, pemerintahan, dan komunitas dari kedua negara. Turut hadir pada kegiatan ini Asisten Menteri Luar Negeri Australia Matt Thistlethwaite, Menteri Keuangan, Perdagangan, Ketenagakerjaan, dan Pelatihan Queensland Ros Bates MP.
“Misi Muhibah Angklung ke Brisbane kali ini sangat membantu bisnis lewat pemahaman budaya satu sama lain karena budaya Australia berbeda dengan budaya Indonesia. Angklung yang aslinya dari Jawa Barat tapi bisa membawakan lagu-lagu Indonesia yang lain contohnya tadi yamko rambe yamko artinya itulah Indonesia, berbeda-beda tetapi selalu ada cara untuk menyatukan” ujar Siswo Pramono, Dubes RI untuk Australia melalui siaran pers diterima Satujabar.com.
Dalam penampilannya, Tim Muhibah Angklung membawakan berbagai lagu tradisional Indonesia, seperti Yamko Rambe Yamko dari Papua dan Janger dari Bali, serta lagu-lagu internasional lintas generasi seperti Mamma Mia (ABBA) dan How Deep is Your Love (Bee Gees). Tak hanya menampilkan musik, mereka juga mengadakan workshop tarian Poco-Poco dari Maluku, memperkenalkan ragam budaya Indonesia secara lebih interaktif.
“Kami sangat bangga menyambut Tim Muhibah Angklung di IndOz Conference. Musik mereka akan menjadi simbol persahabatan yang hidup, sekaligus mengingatkan kita bahwa kerja sama ekonomi yang kuat harus berjalan seiring dengan hubungan budaya yang erat,” tutur Laurensia Suryadinata, Direktur IndOz Conference.
Meski mayoritas anggotanya berasal dari generasi muda, Tim Muhibah Angklung tidak hanya tampil sebagai kelompok musik, tetapi juga mengemban peran penting sebagai duta budaya Indonesia. Mereka berkomitmen untuk memperkenalkan angklung warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO ke masyarakat internasional, dan menegaskan peran seni sebagai jembatan harmoni antarbangsa.
“Kami sangat bangga menjadi bagian yang penting di acara ini. Di mana dua negara yang menjalin hubungan dalam konteks bisnis tapi menghargai budaya, karena tanpa budaya kita tidak bisa melakukan bisnis yang kondusif. Tim Muhibah Angklung yang tampil di pembukaan acara dan juga mewarnai dengan beberapa pertunjukan selama berlangsungnya konferensi ini dan menutup dengan penampilan-penampilan ini merupakan kombinasi yang sangat baik dimana bisnis dikaitkan juga dengan budaya. Terima kasih untuk IndOz yang telah mengundang kami untuk berpartisipasi dalam temu bisnis terbesar Indonesia-Australia di Australia,” ujar Maulana M Syuhada, Ketua Rombongan Tim Muhibah Angklung 2025.
Menurut Maulana, IndOz Conference 2025 menjadi panggung ideal untuk mempertemukan kekuatan ekonomi dan budaya Indonesia – Australia. Melalui penampilan Tim Muhibah Angklung, konferensi ini tidak sekadar menyambung hubungan bisnis, melainkan juga memperdalam ikatan emosional dan komunitas menegaskan bahwa kerjasama bilateral terbaik terjadi saat ekonomi dan budaya bergerak bersama.

Sementara itu di Pesta Rakyat Brisbane Tim Muhibah Angklung tampil bersama bintang tamu grup ternama tanah air, Project Pop. Pesta Rakyat Brisbane ini merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) Brisbane untuk memperingati hari ulang tahun Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Tahun ini, Pesta Rakyat Brisbane sukses menggaet lebih dari 2.000 penonton, sehingga memecahkan rekor sebagai festival Indonesia terbesar di Brisbane. Lagu-lagu yang tim ini tampilkan antara lain Indonesia Raya yang mengiringi upacara bendera peringatan HUT RI 80, serta lagu-lagu daerah seperti Jali-Jali, Janger, goyang Maumere dan Kopi Dangdut yang menggoyahkan hati penonton untuk berdansa ria.
Tim tersebut akan tampil di Resepsi diplomatik, di gedung bersejarah Albert Hall, Canberra. Di Sydney, mereka tampil di Korean Hall, yang diselenggarakan oleh Indonesian Community Council (ICC), payung dari 30 komunitas diaspora Indonesia di Sydney, serta Australian Museum dalam rangka World Culture Promotion dan di Tangora Zoo. Di Melbourne, mereka tampil di Victoria Market, yang diselenggarakan oleh Indonesia Culinary Association of Victoria (ICAV), dengan estimasi pengunjung dapat mencapai 25 ribu orang, serta di Melbourne University, yang diselenggarakan oleh LPDP University of Melbourne Association (LUNA).
Sebagai informasi, tim ini telah melakukan misi kebudayaan ke berbagai negara di beberapa benua, yaitu Eropa (2016) meliputi Aberdeen, London (Inggris), Paris (Prancis), Westerlo (Belgia), Hamburg (Jerman), Cerveny Kostelec (Ceko), dan Zakopane (Polandia); Australia (2018) meliputi Melbourne, Canberra, Brisbane, dan Sydney; Eropa (2018) meliputi Berlin (Jerman), Budapest (Hongaria), Istanbul, Aksehir (Turki), Sozopol (Bulgaria), dan Vevey (Swiss); Amerika Serikat (2022) meliputi New York, Washington, Chicago, Manitowoc, Boise, Burley, Springville, dan San Francisco; Eropa (2024) meliputi Portugal dan Spanyol; serta Timur Tengah (2024) meliputi Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Tak hanya itu, tim ini juga memproduksi film dokumenter berjudul “The Journey: Angklung Goes to Europe”, sebagai upaya penguatan pendidikan karakter di kalangan pelajar, yang telah ditonton oleh ribuan siswa di Kota Bandung dan Cimahi pada program Nonton Bareng (Nobar). Film ini masuk ke dalam nominasi Piala Citra untuk film dokumenter panjang terbaik Festival Film Indonesia Tahun 2024.