SATUJABAR, Gqeberha, Afrika Selatan — Indonesia kembali menunjukkan peran aktifnya dalam membentuk arah sistem perdagangan global. Dalam penutupan rangkaian G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) 2025, Menteri Perdagangan RI Budi “Busan” Santoso menegaskan dukungan kuat Indonesia terhadap reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan pentingnya mendorong perdagangan yang inklusif untuk pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan.
Pertemuan G20 TIMM yang digelar pada 9–10 Oktober 2025 di Gqeberha, Afrika Selatan, ini menjadi momentum penting bagi negara-negara anggota untuk menyepakati langkah konkret memperkuat sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan (rules-based trading system).
“Indonesia menegaskan pentingnya komitmen kolektif untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral. Reformasi WTO, terutama pada sistem penyelesaian sengketa, harus menjadi prioritas untuk memulihkan kepercayaan dunia terhadap perdagangan global,” tegas Mendag Busan melalui keterangan resmi.
Empat Komitmen Utama Negara G20
Dalam pertemuan tersebut, para menteri perdagangan G20 menyepakati sejumlah poin penting:
Menegaskan komitmen terhadap sistem perdagangan multilateral yang adil, transparan, inklusif, dan berkelanjutan melalui agenda reformasi WTO.
Mendukung kesuksesan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-14 WTO yang akan digelar Maret 2026 di Kamerun.
Mendorong diversifikasi rantai pasok global untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Mengakui peran penting perdagangan dan investasi dalam proses industrialisasi negara-negara berkembang.
Mendag Busan juga menyerukan agar seluruh negara G20 menahan diri dari menjadikan perdagangan sebagai alat politik. Ia menekankan pentingnya memasukkan dimensi pembangunan dalam setiap perjanjian perdagangan internasional agar manfaatnya juga dirasakan oleh negara-negara berkembang.
“Perdagangan tidak boleh dijadikan instrumen politik. Kita harus memastikan setiap kebijakan internasional membawa manfaat pembangunan yang nyata,” ujar Busan.
Dorong Dukungan Politik untuk Reformasi WTO
Dalam sesi khusus bertajuk “WTO Reform Including the Development Dimension”, Mendag Busan menekankan pentingnya dukungan politik global yang kuat untuk menjaga prinsip dasar WTO. Ia mengajak para menteri untuk mencari titik temu, membangun kembali kepercayaan, dan mengoptimalkan mekanisme WTO yang ada.
Indonesia juga mengapresiasi proses reformasi WTO yang tengah difasilitasi di Jenewa oleh Duta Besar Peter Ølberg. Menurut Busan, hasil-hasil positif dari area yang masih berfungsi dengan baik harus disebarluaskan kepada publik dan pemangku kepentingan politik agar dukungan terhadap reformasi semakin kuat.
“Komitmen bersama ini mencerminkan pengakuan akan peran vital perdagangan dalam mendorong pertumbuhan dan pembangunan,” kata Busan.
Ia menambahkan, pembahasan reformasi WTO sangat mendesak di tengah maraknya kebijakan unilateral yang mengancam prinsip dasar sistem perdagangan multilateral. Proliferasi kebijakan semacam itu telah menimbulkan skeptisisme terhadap WTO sebagai solusi utama permasalahan perdagangan global.
“Dengan segala kekurangannya, saya yakin WTO adalah aset global yang berharga dan esensial. Kita perlu menavigasinya di antara karang dan batu karang untuk menciptakan pelabuhan yang aman,” pungkas Mendag Busan.