Kerugian dan rehabilitasi yang ditimbulkan dari bencana banjir dan longsor tidak sebanding dengan penghasilan para pelaku objek wisata.
SATUJABAR, BANDUNG — Kerugian dan biaya rehabilitasi pascabencana banjir dan longsor di Bekasi, Bogor, dan Karawang memakan Rp 3 triliun. Namun, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan, masih menghitung kerugian dan biaya rehabilitasi yang dibutuhkan.
“Kalau menurut saya lebih dari Rp 3 triliun ya, bukan hanya kerugian yang diderita oleh warga tapi recovery yang dilakukan pemerintah mahal,” ucap dia.
Dedi menyebut, kerugian dan rehabilitasi yang ditimbulkan dari bencana banjir dan longsor tidak sebanding dengan penghasilan para pelaku objek wisata di Puncak. Dia mengatakan, sumber terjadinya bencana karena terjadi perubahan alih fungsi di Puncak.
Oleh karena itu, dia meminta, agar semua pihak tidak hanya melihat pembangunan dari sisi ekonomi pendapatan. Namun, harus juga mengecek dampak yang akan ditimbulkan ke depan.
Sebelumnya, Pemkot Bekasi resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang terjadi di 8 kecamatan sejak Senin (3/3/2025) kemarin hingga Rabu (5/3/2025). Banjir disebabkan intensitas hujan tinggi hingga membuat daerah aliran sungai Cileungsi dan Cikeas meluap ke pemukiman warga.
Status tanggap darurat tertuang dalam putusan Wali Kota Bekasi nomor 400.9.10/Kep.135.BPBD/III/2025 tanggal 4 Maret. Data yang diterima dari BPBD Jabar, banjir terjadi di Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi Selatan, Bekasi Utara, Bekasi Barat. Kecamatan Jatiasih, Pondokgede, Rawalumbu dan Kecamatan Bantargebang.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Bambang Imanudin mengatakan, sebanyak 61.223 jiwa terdampak, serta terdapat 132 titik banjir. Sebanyak 49 titik dapur umum didirikan dan 65 titik evakuasi.
“Pemkot Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat melalui keputusan Wali Kota Bekasi,” ucap dia.
Di Kecamatan Bekasi Timur terdapat tiga kelurahan yang terdampak banjir dengan titik banjir sebanyak 25. Jumlah warga yang mengungsi sebanyak 21.234 orang dan 30 titik evakuasi atau pengungsian.
Di Kecamatan Bekasi Selatan total 5 kelurahan terdampak banjir dengan 40 titik banjir. Warga terdampak membutuhkan bantuan semisal susu, mampers, air mineral dan lainnya.
Di Kecamatan Bekasi Utara, terdapat 13 titik banjir dengan jumlah warga terdampak 6.417 jiwa. Di Kecamatan Bekasi Barat terdapat 5 kelurahan yang terdampak banjir dengan 42 titik banjir.
Sedangkan di Kecamatan Jatiasih daerah terdampak parah merendam 7 perumahan dengan luas 145,7 hektar. Selain itu, terdapat tujuh titik banjir dan 16.733 orang terdampak dan mengungsi.
Di Kecamatan Pondokgede terdapat 14 titik banjir di 4 kelurahan. Sebanyak 7.651 jiwa terdampak banjir dan banjir sudah surut serta warga tidak mengungsi. Kecamatan Rawalumbu terdapat 21 titik banjir dengan 10.378 warga terdampak.
Terakhir di Kecamatan Bantargebang, terdapat satu kelurahan terdampak banjir. Dengan warga terdampak sebanyak 199 orang. (yul)