BANDUNG – Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2024 tercatat tetap terkendali, dengan total mencapai 414,3 miliar dolar AS, yang menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 4,1%. Perkembangan ini didorong oleh sektor publik, termasuk Pemerintah dan Bank Sentral, serta dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk Rupiah.
Menurut siaran pers Bank Indonesia, ULN pemerintah pada Juli 2024 berada di angka 194,3 miliar dolar AS, tumbuh 0,6% dibandingkan tahun sebelumnya, setelah mengalami kontraksi sebesar 0,8% pada Juni 2024.
Pertumbuhan ini didorong oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN), menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.
ULN pemerintah difokuskan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas, dengan sektor kesehatan, administrasi pemerintah, pendidikan, konstruksi, serta jasa keuangan dan asuransi sebagai fokus utama. Hampir seluruh ULN pemerintah memiliki tenor jangka panjang, mencapai 99,98%.
Di sisi lain, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan, dengan posisi sebesar 195,2 miliar dolar AS, turun 0,1% dibandingkan tahun lalu. Penurunan ini terutama disebabkan oleh ULN perusahaan non-keuangan. Sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, serta pengadaan listrik dan gas menyumbang sebagian besar dari total ULN swasta. Meskipun demikian, ULN swasta tetap didominasi oleh pinjaman jangka panjang, mencapai 76,3% dari total.
Secara keseluruhan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, dengan rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 30,2%. Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi untuk memantau perkembangan ULN, memastikan utang ini dapat mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta meminimalkan risiko terhadap stabilitas ekonomi.