BANDUNG – Teknologi reaktor nuklir, PLN kunjungi BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Rabu (22/5).
Kunjungan PT PLN (Persero) ke Badan Riset dan Inovasi Nasional ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tim PT. PLN IP terkait teknologi reaktor nuklir khususnya untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat.
“Tujuan kami disini adalah transfer knowledge untuk teman-teman dan untuk peningkatan pengetahuan. Kerja sama dengan BRIN ini sudah berjalan di tahun kedua yang konteksnya untuk pengembangan PLTN di Kalimantan Barat,” ujar Sugeng Triyono, Perwakilan dari PT. PLN IP.
Sementara itu, Perekayasa Ahli Utama, Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) – BRIN, M. Dhadhang Purwadi mengungkapkan PRTRN mempunyai tugas melakukan riset dan pengembangan teknologi reaktor nuklir.
“Salah satunya yaitu dengan menjalin kerja sama dengan PLN IP dan NuScale untuk kajian teknoekonomi assesment pembangunan PLTN di Kalimantan Barat,” ungkapnya dikutip situs BRIN.
KARAKTERISTIK
Selain itu, Dhandhang menerangkan salah satu reaktor yang dimiliki oleh BRIN yaitu Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS) yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 1987 dan masih beroperasi hingga sekarang.
“Reaktor kita ini dinamakan serba guna, karena digunakan untuk trainer, produksi radioisotop, dan juga untuk testing material. Jadi jika kita ingin menemukan material baru, kemudian kita menggunakan metalurgi dipanaskan, karakterisasinya dilakukan di sana, karena dengan neutron reaktor kita bisa lebih tajam memahami struktur lewis kisi-kisi dari material jauh lebih baik daripada dengan sinar X,” terangnya.
“Jadi itulah yang digunakan untuk meng-karakterisasi material. Seiring dengan perkembangan jaman, untuk menemukan material-material baru, reaktornya harus dinaikkan dayanya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dhandhang menjelaskan bahwa RSG-GAS memiliki daya 30 MW. Dayanya tidak digunakan untuk listrik, karena panasnya dibuang ke lingkungan.
“Karena temperatur di reaktor dibatasi hanya 45 derajat celcius, kenapa didesain seperti itu karena yang kami butuhkan di sini bukan panasnya tetapi neutronnya. Reaktor bentuknya kolam di bawahnya ada inti reaktor atau disebutnya teras reaktor,” jelas Dhadhang.
Salah satu peserta kunjungan, Guwowijoyo mengungkapkan harapannya terkait pengembangan PLTN di Indonesia.
“Kami belum terlalu familiar dengan nuklir, kami familiarnya dengan pembangkitan jadi kami berharap kerja sama hubungan baik ini terus meningkat, terutama terkait pengembangan kerja sama PLTN terutama teknologi Small Modular Reactor (SMR) lainnya,” harapnya.
“Karena kita melihat ke depannya untuk PLTN terutama pada teknologi SMR itu banyak yang masuk ke kita, adanya inisiasi kerja sama antara BRIN, PLN IP dan NuScale dalam pengembangan kajian teknoekonomi assesment. Teknologi SMR sangat banyak di seluruh dunia, dari Korea dan China juga mau menjalin kerja sama,” pungkasnya.