Justru adanya sejumlah camat yang ikut dalam rombongan Nina Agustina, maka hal tersebut merupakan pelanggaran.
SATUJABAR, INDRAMAYU — Calon Bupati Indramayu Lucky Hakim, menanggapi soal keributan antara calon bupati Nina Agustina dengan warga di Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu. Kata dia, Nina salah menarasikan paslon nomor dua dalam kejadian tersebut.
“Narasi Nina merugikan paslon 02, bahwa rombongannya dihadang oleh orangnya Lucky Hakim,” katanya kepada awak media.
Dikatakan Lucky, dilihat dari video yang beredar, tidak ada warga yang melakukan penghadangan tersebut. Karenanya, dia tegas membantan bahwa pendukungnya menghadang rombongan Nina.
‘’Kan Bupati Indramayu Nina Agustina dikawal Patwal. Patwalnya bisa berjalan dengan lancar, dan mobil Pajero warna hitam (yang dinaiki Nina) itu memang berhenti dengan sendirinya tanpa dihadang, bisa terlihat. Jadi tidak ada penghadangan menurut saya,’’ ucap Lucky.
Terkait tudingan bahwa kejadian itu sengaja digerakkan secara struktural oleh pihaknya, Lucky meminta, agar hal itu dibuktikan. Dia pun mempertanyakan, letak kesalahan masyarakat yang mengacungkan jari sesuai nomor urut paslon yang mereka dukung.
‘’Apakah salah kalau ada orang pengen begini (menunjukkan dua jari)? Salahnya dimana? Kecuali dia melakukan tindakan yang tidak sopan dalam asas-asas etika. Misalnya ke depan mukanya. Jadi kalau ini digerakkan secara struktural, secara organisasi, ya silakan dibuktikan saja,’’ ucap Lucky.
‘’Ini belum apa-apa sudah suudzon. Jadi maksud saya, ya Allah semoga dijauhkan dari ketantruman. Karena tantrum itu adalah suatu hal yang sangat membahayakan. Bayangkan kalau misalnya seorang bupati tantrum seperti apa gitu. Dan apalagi suudzon. Sudah tantrum, suudzon pula,’’ kata Lucky.
Lucky juga mengaku tidak mampu mengkoordinir warga secara sistemik untuk berbuat seperti yang dituduhkan oleh pihak paslon nomor urut tiga. Pasalnya, dirinya bukanlah seorang incumbent.
“Saya ini bukan anaknya jenderal. Saya ini anaknya tukang bengkel sepeda di (Kecamatan) Kedokanbunder. Saya itu cucunya tukang es gosrok. Kakak saya juga masih ngoyos (menanam padi) di sawah,’’ ucap Lucky.
Lucky juga menolak dengan tegas jika pendukungnya dicap sebagai gerombolan. Dia menyatakan, para pendukungnya merupakan masyarakat secara umum yang ingin melakukan perubahan dan ganti bupati.
‘’Yang memilih saya, yang bareng-bareng sama saya, adalah ibu-ibu, petani, orang-orang susah, orang-orang yang terzolimi sebenarnya secara psikologis,’’ kata dia.
Lucky pun menyesalkan namanya ikut diseret dalam kasus tersebut. Bahkan, dia mendengar, namanya disebut sampai tiga kali oleh Nina Agustina saat keributan itu terjadi.
Lucky pun menyayangkan adanya tindakan persekusi yang menimpa seorang warga dalam keributan tersebut. Tak hanya oleh Nina, warga tersebut juga menerima persekusi dari sejumlah relawan Nina yang berbadan kekar.
Tak hanya itu, dia pun menyoroti adanya sejumlah camat yang ikut dalam rombongan Nina Agustina. Padahal, mereka adalah aparatur sipil negara (ASN). Dia menilai, hal tersebut merupakan pelanggaran.
Ketika ditanyakan apakah akan melaporkan balik pihak paslon nomor urut tiga, Lucky menyatakan, tim hukumnya sedang mengevaluasi. Meski demikian, pihaknya akan mengedepankan kekeluargaan dan akan mendengar nasihat para alim ulama dan tokoh masyarakat. (yul)
BACA JUGA:
Viral, Diteriaki 02-02 Saat Akan Kampanye, Cabup Nina Agustina Marah-Marah dan Ancam Polisikan Warga