Dedi Mulyadi juga memiliki modal dari sisi popularitas yang nyaris 100 persen.
SATUJABAR, BANDUNG — Tingkat elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, berdasarkan hasil survei teranyar, tidak terbendung dibandingkan tiga paslon lainnya.
Pasangan itu menduduki posisi pertama dengan raihan 75,7 persen. Sedangkan posisi kedua ditempati pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 13,8 persen, posisi ketiga diraih pasangan Acep-gita dengan 4,2 persen, dan terakhir pasangan Jeje-Ronal dengan 2,7 persen.
Dalam rilis yang digelar pada Senin (14/10/2024) melalui zoom meeting yang disiarkan langsung You Tube itu menyebutkan, survei tersebut dilakukan periode 3-12 Oktober 2024. Survei ini pun melibatkan 1.200 responden dengan margin of error +- 2,9 persen dan tingkat kepercayaan menyentuh angka 95 persen.
Dalam diskusi bertema “Siapa Kuat di Jawa Barat? Dinamika Elektoral Mutakhir di Tanah Pasundan”. Hadir pembicara dalam diskusi itu 1) Prof. Burhanuddin Muhtadi, Ph.D (Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia). 2) Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.. (Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia), dan 3) Djayadi Hanan, Ph.D (Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Pilgub Jabar kali ini sangat berbeda dari sebelumnya yang sangat kompetitif. “Biasanya, Jabar kompetitif dan biasanya pemenang Pilgub tak lebih dari 40 persen. Saya belum pernah melihat Pilkada antara peringkat pertama dan kedua timpangnya begitu besar,” ujarnya.
Tak hanya dari sisi elektabilitas, Dedi Mulyadi juga memiliki modal dari sisi popularitas yang nyaris 100 persen. Sementara calon lainnya hanya di bawah 30 persen. “Ini calon banyak, tapi kurang kompetitif,” ujarnya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengungkapkan, pasangan DERMAWAN sangat sulit dikalahkan atau sekadar disaingi oleh ketiga lawannya. “Sulit sekali Dedi Mulyadi untuk dikalahkan atau lawan-lawannya untuk menyaingi,” kata Djayadi.
Bahkan, lanjut dia, jika angka orang yang belum menentukan pilihan dan pemilih lemah dalam survei disatukan untuk mendongkrak calon lain masih sangat sulit untuk mengalahkan Dedi Mulyadi.
“Secara statistik sulit lawan untuk menjadi pesaing yang kompetitif bagi Dedi Mulyadi,” ujarnya.
Tak jauh berbeda juga diungkapkan Pengamat Politik dari UPI Karim Suryadi. Menurutnya, capaian Dedi Mulyadi merupakan buah kerja keras yang telah ditanam sejak lama. Sementara calon lain baru muncul ke permukaan.
Karim mengatakan, kerja politik KDM juga masih terus dilakukan hingga kini. Bahkan saat Karim melakukan pekerjaan keliling Jabar, hanya baliho atau spanduk KDM yang terpasang hingga ke pelosok desa.
“Karena semua aman bagi Dedi Mulyadi, nyaris kalau main bola tinggal position ball saja dengan catatan KPU-nya tidak seperti Oman, tidak ada tambahan waktu,” ucap Karim. (yul)