BANDUNG – Seiring dengan kemajuan teknologi di era Industri 4.0, sektor manufaktur di Indonesia berupaya memanfaatkan peralatan mutakhir untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing global.
Langkah ini memerlukan dukungan dari sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan berkompeten dalam teknologi modern.
Kementerian Perindustrian Indonesia (Kemenperin) berkomitmen menyediakan SDM industri yang kompeten melalui berbagai unit pendidikan vokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan SDM industri yang andal, pihaknya telah menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana.
“Melalui 13 pendidikan tinggi vokasi, sembilan SMK, dan tujuh Balai Diklat Industri (BDI) dengan spesialisasi dan kompetensi yang mendalam,” katanya melalui siaran pers.
Salah satu bukti kemampuan siswa vokasi Kemenperin dalam menguasai teknologi industri 4.0 terlihat dari prestasi dua siswa SMK-SMTI Pontianak, Fikri Haykal Fahreza dan Muhammad Chairil Fathir Pahlevi, yang berhasil mewakili Indonesia pada World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis.
Kedua siswa tersebut berkompetisi dalam bidang industri 4.0 pada ajang bergengsi yang berlangsung dari 10-15 September 2024, diikuti oleh 1.400 kompetitor dari berbagai negara dan mencakup 59 jenis keahlian serta tiga pameran.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan, menjelaskan, perwakilan itu adalah wakil satu-satunya dan yang pertama mewakili Indonesia dalam bidang lomba ini. Keduanya berasal dari unit pendidikan vokasi Kemenperin.
SMK-SMTI Pontianak telah menerapkan sistem pembelajaran vokasi dual yang terhubung langsung dengan industri serta kurikulum berbasis Industri 4.0.
Partisipasi Indonesia dalam WSC dikoordinasikan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Seleksi dan rekomendasi perwakilan dilakukan oleh FESTO, mitra WSC, dengan persetujuan Puspresnas.
“Dari hasil seleksi, terpilih dua siswa SMK-SMTI Pontianak untuk mengikuti WSC 2024. BPSDMI dan PT. FESTO berkolaborasi mempersiapkan kompetitor melalui Training Camp dengan workshop teknis selama sekitar 5-6 bulan.”
Kepala BPSDMI menegaskan bahwa keikutsertaan dalam WSC adalah wujud komitmen Kemenperin dalam mempercepat penerapan program Making Indonesia 4.0. “Kami memberikan apresiasi kepada Fikri dan Fathir dan berharap mereka meraih hasil yang luar biasa,” kata Masrokhan.
Fathir menyatakan bahwa kebiasaannya saat kecil, seperti mendampingi ayahnya bermain alat teknik, mempengaruhi motivasi dan keterampilannya. “Saya sangat berterima kasih kepada orang tua saya yang telah mendukung penuh,” ujar Fikri.
SMK-SMTI Pontianak, yang memiliki empat program keahlian—Teknik Kimia Industri, Teknik Pemesinan, Analis Pengujian Laboratorium, dan Teknik Otomasi Industri—berfokus pada pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk siap kerja dengan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Baru-baru ini, tiga lulusan SMK-SMTI Pontianak juga menerima beasiswa penuh Guanxi Government Scholarship for ASEAN Students di Liuzhou Polytechnic University. Ketiga lulusan tersebut adalah Ryo Carnavaro, Dion Justin Julian, dan Lenny Mulanur Putri.