• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Senin, 9 Juni 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Santri di Tasikmalaya Jatuh dari Lantai 3 Bangunan Ponpes, Polisi Turun Tangan

Editor
Senin, 25 Maret 2024 - 05:04
kasus begal

CCTV (pexels)

SATUJABAR, BANDUNG – Seorang santri salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan jatuh dari lantai tiga bangunan di lingkungan Ponpes.

Polisi turun tangan menyelidiki penyebab jatuhnya santri yang tercatat berprestasi dan hafiz 30 Juz Al-qur’an tersebut, yang kini masih dalam perawatan tim medis di rumah sakit.

Santri yang jatuh dari lantai 3 bangunan pondok pesantren (Ponpes) di daerah Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, berinisial MFA (16).

Kondisi santri kelas X tersebut, saat ini masih dalam perawatan tim medis di rumah sakit.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, membenarkan, laporan santri jatuh dari lantai tiga bangunan di lingkungan Ponpes.

Pihaknya telah menerjunkan anggota dan telah meminta keterangan saksi-saksi yang mengetahui kejadian, sesama teman santri dan pihak sekolah.

“Kami juga telah melihat rekaman CCTV yang diperoleh di lingkungan sekolah. Proses penyelidikan diakukan untuk memastikan penyebab jatuhnya korban,” ujar Ridwan, saat dihubungi wartawan,  Senin (25/03/2024).

Menurut Ridwan, jatuhnya korban dari atas ketinggian lantai tiga bangunan Ponpes, disinyalir karena unsur kesengajaan.

Hasil pemeriksaan rekaman kamera CCTV,  korban sempat mundur beberapa langkah sebelum lompat.

Ridwan menjelaskan, kronologis kejadian,  terjadi siang sekitar pukul 14.30 WIB, saat santri sedang waktu istirahat tidur. Korban dilihat seorang saksi, seperti sedang bingung mondar-mandir di lokasi.

“Dari keterangan saksi diperkuat rekaman kamera CCTV, korban yang berdiri sendirian tiba-tiba berlari ke arah ujung tangga. Korban sempat kemudian melompat hingga terjatuh ke lantai dasar gedung,” jelas Ridwan.

 

Berprestasi dan Hafiz

Korban tercacat sebagai santri berprestasi di kelasnya dan tidak pernah bermasalah, baik dengan teman-temannya sesama santri, maupun di sekolah.

Bahkan, korban merupakan santri hafiz 30 juz Al-qur’an.

Beban psikologis sebagai anak yang sudah ditinggal orangtuanya, diduga sebagai penyebab korban sering terlihat menyendiri.

Korban juga sempat bersedih kepada seorang teman yang dijemput orangtuanya bertepatan libur sekolah.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Kabupaten Taksikmalaya, Ato Rinanto, menyatakan, akan mendampingi proses pemulihan korban yang masih dalam perawatan tim medis. Termasuk pemulihan kondisi psikologisnya, karena mendapat laporan saat dalam perjalanan dibawa ke rumah sakit, korban terus mengigau, telah khatam hapalan Al-qur’an buat kedua orangtuanya di surga.

“Korban akan kami dampingi sampai kondisi kesehatan dan psikologisnya pulih. Keluarga juga sudah ada yang bertanggungjawab, yakni kakak almarhum bapaknya,” ujar Ato.

Tags: pesantrentasikmalaya

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.