BANDUNG – Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, memimpin rapat koordinasi dan evaluasi terkait rencana pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya di Area Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung, Senin (21/10/2024).
Rapat yang dihadiri oleh perwakilan pemda se-Bandung Raya ini bertujuan untuk mematangkan proyek BRT yang direncanakan mulai dibangun pada awal 2025.
Bey menekankan pentingnya persiapan yang matang agar pembangunan BRT dapat berjalan lancar. Ia juga mengundang pimpinan DPRD Jabar untuk mendengarkan aspirasi dan masukan dari masyarakat.
“Kami ingin BRT ini berjalan lancar, dan kami butuh kritik dan masukan dari DPRD Jabar. Tadi dibahas agar masyarakat dapat memanfaatkan BRT ini dengan baik,” ungkap Bey melalui keterangan resmi.
Pembangunan BRT Bandung Raya direncanakan berlangsung dalam tiga tahap: tahap pertama pada awal 2025, tahap kedua pada 2026, dan tahap ketiga selesai pada 2027.
Jalur BRT akan memiliki panjang 21 kilometer dan mencakup wilayah Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Sumedang. “BRT akan memiliki jalur khusus, nyaman, murah, dan tepat waktu,” tambah Bey.
Ketua DPRD Jabar, Buky Wibawa, menyambut baik rencana ini, yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan. Namun, ia juga mengingatkan pemerintah untuk mempertimbangkan dampak yang mungkin dirasakan oleh supir angkot, juru parkir, dan pedagang kaki lima. “Kami menyambut baik program BRT ini, tetapi dampak terhadap masyarakat terdampak harus benar-benar dihitung untuk meminimalisir kerugian,” tegas Buky.
Buky berharap masyarakat Bandung Raya dapat beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum. Untuk itu, ia menekankan pentingnya kenyamanan dan efisiensi transportasi umum yang akan hadir. “Angkutan umum harus nyaman, tidak sumpek, dan tepat waktu agar masyarakat percaya untuk beralih dari kendaraan pribadi,” pungkasnya.