BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung resmi meluncurkan destinasi wisata terbaru di kawasan Braga, yaitu Selasar Menyala dan Jembatan Menyala.
Destinasi yang instagramable ini terletak di RW 08 Kelurahan Braga dan merupakan bagian dari aktivasi sosial ekonomi kawasan wisata Braga.
Fasilitas ini menampilkan efek glow-in-the-dark yang diperkirakan akan menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin berfoto atau berswafoto.
Peresmian kedua fasilitas ini dilakukan secara simbolis oleh Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono, yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Eric Mohamad Atthauriq, bersama Penjabat Ketua TP PKK Kota Bandung, Linda Nurani Hapsah, serta Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bakhtiar. Acara tersebut berlangsung pada Sabtu, 17 Agustus 2024.
Eric Mohamad Atthauriq menjelaskan bahwa pengembangan destinasi wisata ini merupakan bagian dari program inovatif Social Economy Development di Kawasan Wisata Braga. Program ini bertujuan untuk mengaktifkan dan mengembangkan potensi sosial ekonomi kawasan tersebut, serta memberdayakan masyarakat setempat agar lebih berperan dalam pengembangan ekonomi lokal.
“Hadirnya Braga Menyala ini diharapkan dapat menggairahkan potensi masyarakat, khususnya di RW-RW di wilayah Braga,” ujar Eric dilansir situs Pemkot Bandung.
“Kami berharap ini dapat menarik perhatian wisatawan dan memberikan manfaat dalam hal pengembangan komunitas.”
Pusat Kuliner
Selain Selasar Menyala dan Jembatan Menyala, kawasan RW 08 Braga juga dihiasi dengan mural dan dilengkapi dengan pusat kuliner.
“Pusat jajanan ini diharapkan tidak hanya menarik bagi pengunjung yang ingin berfotografi, tetapi juga untuk mereka yang ingin menikmati kuliner di sekitar Braga,” tambah Eric.
Soni Bakhtiar, Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, menyatakan bahwa kawasan Braga akan menjadi laboratorium pertama di Kota Bandung untuk pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan kolaborasi pentahelix.
Program ini bertujuan untuk memberikan ruang dan dukungan bagi warga yang ingin memulai atau mengembangkan usaha mereka.
“Inisiatif ini juga mencakup pelatihan dalam manajemen, pemasaran, dan pengembangan produk,” ungkap Soni. Dia berharap lembaga bisnis komunitas yang dikelola oleh warga setempat akan menjadi kunci keberlanjutan program ini, dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat.
Soni juga menambahkan bahwa pemberdayaan ini diharapkan membuat warga Braga lebih mandiri secara ekonomi, mengurangi ketergantungan pada bantuan pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
“Kami berharap warga Braga dapat mandiri dan terus berkembang bersama-sama,” pungkasnya.