BANDUNG – Pemerintah Indonesia terus berkomitmen mengembangkan sektor pariwisata dan budaya sebagai pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui pengembangan destinasi wisata berbasis budaya, Pemerintah berupaya menciptakan peluang baru yang tidak hanya memperkuat identitas budaya nasional, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengungkapkan pentingnya memanfaatkan momentum penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO untuk mendorong pengembangan ekonomi Ponorogo.
“Yang lebih penting dari sekedar penetapan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO, justru kita menggunakan momentum ini untuk menjadikan seni budaya Reog Ponorogo sebagai andalan ekonomi Ponorogo ke depan,” ujar Susiwijono dalam acara Gelar Reog Ponorogo, Sabtu (11/01).
Salah satu pencapaian penting Indonesia dalam pelestarian budaya nasional adalah penetapan Reog Ponorogo sebagai WBTb oleh UNESCO pada 3 Desember 2024 lalu di Asunción, Paraguay. Pengakuan ini tidak hanya mengukuhkan Reog Ponorogo sebagai bagian dari warisan budaya dunia, tetapi juga membuka peluang besar untuk mempromosikan Ponorogo sebagai destinasi wisata unggulan.
Sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian tersebut, Pemerintah bersama Paguyuban Warga Ponorogo mengadakan acara “Gelar Reog Ponorogo” yang melibatkan 40 grup seni Reog dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Acara ini sekaligus menjadi wujud rasa syukur dan komitmen untuk terus melestarikan seni tradisional Reog Ponorogo.
Pemerintah Pusat dan Daerah juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan Reog Ponorogo melalui berbagai langkah strategis, salah satunya melalui pembangunan Monumen Reog setinggi 126 meter yang akan menjadi ikon baru di Ponorogo. Monumen ini dirancang sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya, lengkap dengan museum peradaban, amfiteater, dan ekosistem seni budaya untuk mendukung pelestarian seni Reog Ponorogo.
Pembangunan monumen tersebut akan didanai melalui skema Kerja Sama Pemerintah Daerah dan Badan Usaha (KPDBU), dan diharapkan menjadi pusat atraksi wisata yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Sesmenko Susiwijono juga menegaskan bahwa proyek ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru di Ponorogo dan sekitarnya.
Selain itu, pemerintah juga berencana menyelenggarakan festival seni budaya secara berkala dan program pelatihan bagi pelaku seni guna memperkuat kapasitas sumber daya manusia lokal. Sinergi antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah serta mendukung perekonomian nasional.
“Nanti kami dengan Pak Bupati dan teman-teman Kemenpar akan mengumpulkan enam kepala daerah untuk mengintegrasikan destinasi wisata ini. Kami yakin, jika ini kita kembangkan dengan baik, sektor ini bisa berkontribusi lebih dari 50% terhadap PDRB Ponorogo. Kami berharap ke arah sana,” pungkas Sesmenko Susiwijono.
Acara Gelar Reog Ponorogo dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Anggota I BPK RI Nyoman Adhi Suryadnyana, Sekretaris Kementerian Pariwisata Bayu Aji, Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo, serta tokoh Pawargo dan Pawitandirogo.