• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Kamis, 19 Juni 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Menteri PPPA: 1 dari 4 Perempuan Indonesia Alami Kekerasan

Editor
Senin, 21 April 2025 - 08:53
Ilustrasi hentikan kekerasan seksual.(Foto:Istimewa)

Ilustrasi hentikan kekerasan seksual.(Foto:Istimewa)

Kasus kekerasan terhadap perempuan tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah.

SEMARANG — Satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan. Hal itu menjadi indikator bahwa tingkat kekerasan terhadap perempuan masih tinggi.

“Survei nasional pengalaman hidup perempuan, satu dari empat perempuan itu pernah mengalami kekerasan. Artinya bahwa tingkat kekerasan kita cukup tinggi,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi seusai menghadiri acara Peluncuran Relawan Paralegal Muslimat NU di Gedung Gradhika, Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Semarang, Ahad (20/4/2025).

Dia pun sempat merespons pertanyaan tentang beberapa kasus kekerasan seksual yang mencuat belakangan ini, termasuk kasus dugaan pemerkosaan oleh dokter di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.

“Itu bentuk keprihatinan kita bersama. Saat ini kami sedang melakukan pendalaman dan mencarikan solusi terbaik. Yang pasti korban secara hukum harus terus dilakukan dan kami lebih fokus pada pendampingan para korban,” ucapnya.

Menurut Arifah, kasus kekerasan terhadap perempuan tidak bisa hanya ditangani oleh pemerintah. Oleh sebab itu, dia mengapresiasi, adanya paralegal Muslimat NU yang bakal berperan melakukan pendampingan kepada masyarakat, terutama perempuan, ketika mengalami kekerasan.

“Mudah-mudahan ini menjadi solusi bersama kita mengurangi atau paling tidak sudah semakin kecil angka kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar Arifah.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin mengungkapkan, kasus kekerasan terhadap perempuan di provinsinya masih mengalami peningkatan. “Setiap tahunnya memang ada kenaikan, dari tahun ke tahun. Yang terakhir (2024), ada sekitar 1.300 sekian laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak,” ucapnya.

Oleh sebab itu, dia turut mengapresiasi, peluncuran paralegal Muslimat NU yang bakal turut berperan aktif dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan. “Kami senang, Pemprov Jateng saat ini sudah melakukan MoU dengan Muslimat NU. Ini bentuk sinergi yang penting,” ujar Taj Yasin.

Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), korban kekerasan terhadap perempuan di Jateng meningkat dari 939 kasus pada 2022 menjadi 1.019 pada 2024. Di periode yang sama korban anak naik dari 1.214 menjadi 1.349 kasus. Bentuk kekerasan paling dominan adalah fisik pada perempuan (41,3 persen) dan seksual pada anak (46,6 persen). (yul)

Tags: ibu dan anakkekerasan perempuanmenteri pppa

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.