BANDUNG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, melantik Djoko Siswanto sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menggantikan Dwi Soetjipto. Dalam pelantikan yang berlangsung di Gedung Sarula Kementerian ESDM, Kamis (7/11), Bahlil menekankan bahwa peningkatan lifting minyak dan gas bumi (migas) akan menjadi tugas utama Kepala SKK Migas yang baru.
“Dalam kesempatan berbahagia ini, saya hanya meneruskan apa yang menjadi perhatian dan visi besar serta program dari Presiden Prabowo. Yang pertama itu adalah terkait dengan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemudian hilirisasi, dan makanan bergizi gratis,” ujar Bahlil dalam sambutannya usai pelantikan.
Bahlil menjelaskan bahwa ada dua isu utama yang menjadi tanggung jawab Kementerian ESDM, yakni peningkatan lifting migas dan hilirisasi di sektor mineral dan batubara.
“Tugas utama kita adalah meningkatkan lifting migas. Saat ini lifting kita hanya 600 ribu BOPD, padahal seharusnya bisa lebih tinggi. Namun, ada beberapa kendala yang menghambat. Saya minta kepada Pak Djoko yang baru dilantik, untuk segera menuntaskan masalah ini,” lanjut Bahlil.
Menteri ESDM itu juga menggarisbawahi perlunya memangkas birokrasi dan memperkuat koordinasi antara SKK Migas dan berbagai pihak terkait untuk memperlancar proses eksplorasi dan produksi migas.
“Pangkas semua aturan yang menghambat eksplorasi dan peningkatan lifting. Koordinasikan dengan saya jika ada kendala, dan kita akan selesaikan bersama-sama,” tegas Bahlil.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga menekankan pentingnya keselarasan visi dan misi antara kebijakan kementerian dengan arah program Presiden.
“Tidak ada visi-misi Menteri, yang ada visi-misi Presiden. Saya sebagai pembantu Presiden, dan Bapak juga bagian dari pembantu Presiden. Kita semua harus fokus pada program yang telah dicanangkan oleh Presiden,” tegas Bahlil.
Salah satu langkah konkret untuk meningkatkan lifting migas, menurut Bahlil, adalah dengan mengoptimalkan sumur-sumur idle yang belum diolah.
“Segera koordinasikan dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menyelesaikan sumur-sumur idle. Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mendukung program pemerintah,” ujar Bahlil.
Bahlil menutup sambutannya dengan menegaskan pentingnya terobosan dan kerja keras dalam mewujudkan peningkatan lifting migas.
“Saya memberi kewenangan penuh kepada Pak Djoko untuk melakukan perbaikan sistem yang menghambat. Dari pagi hingga malam, urusan kita adalah lifting. Saya tidak peduli bagaimana caranya, yang penting kita harus mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah,” tegasnya.
Pelantikan Djoko Siswanto sebagai Kepala SKK Migas diharapkan dapat membawa dampak positif dalam upaya meningkatkan produksi migas nasional dan mendukung ketahanan energi Indonesia.