BRASILIA, Brasil — Menteri Perindustrian Republik Indonesia (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Brasil yang juga menjabat sebagai Menteri Pembangunan, Industri, Perdagangan, dan Jasa, Geraldo Alckmin. Pertemuan ini menjadi momentum strategis dalam memperkuat kerja sama sektor industri antara Indonesia dan Brasil, terutama melalui forum ekonomi BRICS.
“Brasil merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Amerika Latin. Peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Brasil sebesar 9,31 persen pada tahun 2024 menjadi indikator positif potensi besar kerja sama industri yang dapat terus dikembangkan,” ujar Menperin Agus dalam pertemuan yang berlangsung di sela-sela agenda BRICS Ministers of Industry Meeting di Brasília melalui keterangan resmi.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Tri Supondy serta Duta Besar RI untuk Brasil Edi Yusup, Menperin menyampaikan bahwa fokus kerja sama ke depan mencakup sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan berbasis nabati, industri maritim dan kedirgantaraan, pengolahan hasil perikanan dan peternakan, serta agribisnis.
“Ini sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk memperluas jangkauan kerja sama internasional demi memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” tambah Agus.
Indonesia dan Brasil, yang telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1953, terus memperkuat kolaborasi di berbagai forum multilateral seperti G20, WTO, PBB, dan kini BRICS. Kedua negara sepakat mendorong sistem perdagangan yang adil serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Selain bertemu Wapres Brasil, Menperin juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok Xiong Jijun, serta Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Aleksei Vladimirovich Gruzdev. Seluruh rangkaian kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat kontribusi Indonesia dalam pertumbuhan industri global yang inklusif dan berkelanjutan.
“Dialog terbuka dan kerja sama yang saling menguntungkan akan memperkokoh posisi Indonesia sebagai mitra strategis industri global, sekaligus membangun jembatan pemahaman antara masyarakat kedua negara,” jelasnya.
BRICS dan Posisi Indonesia
Indonesia resmi menjadi anggota ke-11 BRICS pada Januari 2025, bergabung bersama Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Dengan tema tahun ini, “Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance,” pertemuan BRICS menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam tata kelola ekonomi global.
Dari sisi industri, data World Bank menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-4 dalam nilai Manufacturing Value Added (MVA) di antara negara-negara BRICS, yakni sebesar USD255,96 miliar pada 2023. Posisi ini hanya berada di bawah Tiongkok (USD4.658,79 miliar), India (USD461,38 miliar), dan Brasil (USD289,79 miliar), dan unggul dari Rusia, Arab Saudi, serta negara-negara BRICS lainnya.
Di kawasan Asia, Indonesia menduduki posisi ke-5 setelah Tiongkok, Jepang, India, dan Korea Selatan, serta menjadi yang teratas di ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam.
Menperin menegaskan bahwa keterlibatan aktif dalam BRICS akan memperluas akses pasar, memperkuat posisi industri nasional, serta mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan konvensional berbasis dolar AS melalui pemanfaatan potensi pendanaan dari New Development Bank (NDB).