BANDUNG, SATUJABAR.COM – Ketidakpastian ekonomi global serta polemik penerapan tarif Presiden Amerika Serikat kepada Indonesia dipastikan akan berdampak juga kepada pelaku UMKM seperti produsen tahu di Kota Bandung.
Bahkan selama beberapa kurun waktu terakhir, harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuat tahu terus merangkak naik.
Indonesia hingga saat ini cukup bergantung pada pasokan kedelai yang salah satunya dari Amerika Serikat. Penerapan tarif oleh Presiden Trump dikhawatikan mengganggu pasokan kedelai asal Amerika Serikat
Seperti dikatakan Dedi Rohaedi, owner produsen Tahu Cibuntu SG Kota Bandung, harga kedelai seminggu terakhir terus merangkak naik.
Usai Lebaran harganya masih cukup stabil di kisaran Rp 9.100 per kg. Akan tetapi, selama berapa hari terakhir ini harganya merangkak naik Rp 100 per harinya sehingga harganya kini (11/4/2025) sekitar Rp 9.800.
Menurutnya, harga normal dulu sekitar Rp 7.000. Sempat melonjak hingga Rp 15.000 kemudian kembali normal ke Rp 8.000 – Rp 9.000 per kg.
“Kalau kondisi sekarang normalnya di kisaran Rp 8.000-an lah,” katanya kepada satujabar.com Jum’at 11/4/2025).
Dia berharap pemerintah dapat mengambil sikap dalam turut menstabilkan harga kedelai untuk mendorong kinerja UMKM seperti Tahu Cibuntu SG.