BANDUNG – Industri perhiasan Indonesia terus menunjukkan performa yang mengesankan, terutama dalam penetrasi pasar internasional.
Kementerian Perindustrian melaporkan bahwa ekspor barang perhiasan dan barang berharga mencapai USD 5,6 miliar sepanjang tahun 2023, meningkat 46,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya USD 3,8 miliar.
Pada periode Januari-Juli 2024, kinerja ekspor juga menunjukkan tren positif dengan total USD 3,67 miliar, melonjak 18,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
“Tren positif ini menjadi pendorong bagi pelaku industri perhiasan untuk terus mengembangkan produk dan memperluas pasar,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, di Jakarta, Sabtu (21/9).
Reni menekankan pentingnya kemudahan akses pasar bagi pelaku industri perhiasan, terutama untuk industri kecil dan menengah (IKM). Salah satu upaya yang dilakukan adalah partisipasi dalam Pameran Internasional Jewelry and Gem World (JGW) di Hong Kong, yang berlangsung pada 18-22 September 2024 di Hong Kong Convention & Exhibition Centre (HKCEC).
“Partisipasi di pameran JGW ini bertujuan memberikan akses pasar kepada pelaku industri perhiasan dalam negeri, khususnya yang berskala kecil dan menengah,” jelasnya melalui keterangan resmi.
Acara ini diharapkan dapat memperluas jaringan bisnis para peserta, yang akan bertemu banyak pembeli potensial dari berbagai negara.
Reni menambahkan, Hong Kong merupakan salah satu pasar potensial untuk ekspor perhiasan Indonesia, berada di lima besar negara tujuan ekspor. Selain itu, Hong Kong juga merupakan kompetitor dengan pangsa pasar global sebesar 11,9 persen untuk produk perhiasan. “Pameran ini merupakan kesempatan bagi pelaku IKM kami untuk belajar dan memperoleh wawasan tentang perkembangan industri perhiasan,” tambah Reni.
Pameran JGW Hong Kong menghubungkan pemasok dan pelanggan perhiasan dari seluruh dunia, dengan peserta yang terbagi dalam beragam kelompok produk, termasuk berlian, batu permata, dan perhiasan emas serta perak.
Dirjen IKMA juga menyampaikan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-12 sebagai negara eksportir produk perhiasan dengan market share sebesar 2,4 persen. “Kami akan terus mendorong angka ini agar IKM dapat merasakan dampak positif dari peningkatan ekspor,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani, menyatakan bahwa Ditjen IKMA telah memfasilitasi enam IKM perhiasan untuk berpartisipasi dalam pameran ini, setelah melalui proses kurasi dan pendampingan.
“Peserta yang terpilih adalah Ellyhan Jewelry, Nadha Jewelry, D-Natiqa Pearls & Jewels, Borobudur Silver, Ottilia Pearls, dan Mutiara Lombok Waidah,” ungkap Alexandra. Proses kurasi melibatkan berbagai pihak dan peserta juga mendapatkan fasilitasi lainnya, termasuk workshop persiapan dan materi promosi.
“Workshop kami melibatkan narasumber dari Kemendag, Kemenkeu, serta praktisi bisnis untuk mempersiapkan IKM dalam mengikuti pameran dan memanfaatkan peluang transaksi yang ada,” tutup Alexandra.