BANDUNG – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 8-12 Juli 2024
Pada akhir hari Kamis, 11 Juli 2024
Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.190 per dolar AS.
Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,99%.
DXY[1] melemah ke level 104,44.
Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,21%.
Pada pagi hari Jumat, 12 Juli 2024
Rupiah dibuka pada level (bid) Rp16.120 per dolar AS.
Yield SBN 10 tahun turun ke 6,88%.
Aliran Modal Asing (Minggu II Juli 2024)
Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 Juli 2024 sebesar 69,03 bps, turun dibandingkan 5 Juli 2024 sebesar 72,98 bps.
Berdasarkan data transaksi 8 – 11 Juli 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp5,59 triliun terdiri dari beli neto Rp3,00 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,32 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp2,27 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 11 Juli 2024, nonresiden tercatat jual neto Rp28,82 triliun di pasar SBN, jual neto Rp6,75 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp153,20 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.