• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Minggu, 8 Juni 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Duit Senilai Rp 500 Triliun Sia-sia Terbuang, Ini Penyebabnya

Editor
Selasa, 29 Oktober 2024 - 08:53
(Aliansi Zero Waste)

(Aliansi Zero Waste)

Sampah sisa makanan menjadi salah satu isu yang penting di tengah upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan.

SATUJABAR, JAKARTA — Mubazir dan astaghfirullah. Begitu mungkin kata-kata yang mungkin tepat untuk perilaku pemborosan makanan masyarakat Indonesia. Pasalnya, orang Indonesia itu kerap menyisakan makanan yang dikonsumsinya setiap kali makan.

“Sebanyak 115 kg per kapita per orang menghasilkan sampah dari sisa makanan. Dan ini, kalau dikonversi secara uang hampir Rp 500 triliun rupiah per tahun terbuang percuma,” ujar Koordinator Bidang Pangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Ifan Martino saat konferensi pers Festival Jejak Pangan Lestari di Taman Anggrek, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, akhir pekan lalu.

Sampah sisa makanan ini pun, kata dia, menjadi salah satu isu yang penting di tengah upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan. Ifan mengatakan, food loss and waste atau susut dan sisa pangan (SSP) merupakan isu besar bagi Indonesia.

Dia mengatakan, pengelolaan SSP dapat memberikan dampak besar dari sisi efisiensi. Kata dia, pemborosan makanan memberikan banyak dampak negatif, dari sisi ekonomi hingga lingkungan.

Dari studi yang dilakukan di Bappenas pada 2021, ungkap dia, total food loss and waste di Indonesia, kalau dikalikan dengan total penduduk, itu bisa memenuhi konsumsi pangan hampir setengah populasi masyarakat Indonesia.

Menurut Ifan, Indonesia sejatinya memiliki pasokan pangan yang berlimpah. Namun, terdapat kesenjangan yang signifikan di antara penduduk dalam mendapatkan akses pangan.

“Ada gap atau kontradiksi, di satu sisi masih punya banyak daerah yang di rentan pangan, di sisi lain ada yang membuang-buang makanan,” ujar Ifan.

Karena itu, Bappenas menyambut positif kolaborasi sejumlah pihak, baik instansi pemerintahan hingga Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) dalam mendorong transformasi sistem pangan Indonesia menjadi lebih berkelanjutan. Dikatakan Ifan, pemerintah memerlukan dukungan banyak pihak dalam memperbaiki sistem pangan nasional.

Di tempat yang sama, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis mengatakan, Bapanas mendapat mandat untuk memperbaiki kelola sistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Nita menilai, persoalan SSP yang merupakan tindakan mubazir juga menjadi prioritas Bapanas.

“Salah satu tantangan terbesar dalam sistem pangan itu food loss and waste. Data dari Bappenas pada 2021 itu sumbangan terhadap food loss and waste Indonesia setara 23 juta ton hingga 48 juta ton,” kata Nita.

Nita mengatakan, upaya penyelamatan pangan memerlukan kolaborasi dan partisipasi yang inklusif dengan seluruh pihak. Pemerintah pusat dan daerah, lintas kementerian dan lembaga, akademisi, pelaku usaha, komunitas, hingga media, kata dia, berperan dalam menentukan kebijakan pemerintah, khususnya terkait transformasi sistem pangan. (yul)

Tags: masyarakat indonesiaPangansampahsisa makanan

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.