BANDUNG – Indonesia, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah ditunjuk oleh Lembaga Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai Designated Team Member (DTM) dalam proyek kerja sama teknik internasional.
Proyek ini fokus pada pemanfaatan teknologi nuklir untuk karakterisasi dan preservasi warisan budaya, serta diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai contoh dalam riset arkeologi berbasis teknologi nuklir di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah.
Deputi Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito, menekankan pentingnya melestarikan kekayaan warisan budaya Indonesia yang luar biasa. “Warisan budaya nasional adalah aset berharga yang dapat memperkaya khasanah peradaban global,” ungkap Mego. Dia juga menambahkan bahwa pengelolaan yang baik dan penggunaan teknologi tepat, termasuk teknologi nuklir, sangat penting untuk menjaga warisan budaya.
Mego Pinandito menegaskan bahwa kolaborasi riset dan inovasi dalam teknologi nuklir untuk karakterisasi dan preservasi benda warisan budaya perlu didorong. Indonesia, sebagai DTM, diharapkan dapat memainkan peran sentral dalam kolaborasi ini dan menjadikan riset warisan budaya nasional sebagai contoh bagi negara anggota lainnya.
“Pengalaman riset arkeologi Indonesia yang sukses dalam preservasi warisan budaya menjadi aset penting untuk mendorong kepemimpinan Indonesia dalam kolaborasi internasional di bawah kerangka kerja IAEA,” tambahnya.
Pertemuan RCM (Regional Coordination Meeting) yang berlangsung pada 19-23 Agustus 2024 melibatkan 19 negara anggota IAEA dan akan membahas implementasi proyek teknis RAS1027. Pertemuan ini bertujuan untuk membentuk jejaring kolaborasi riset dan inovasi dalam pemanfaatan teknik nuklir untuk karakterisasi dan preservasi warisan budaya, serta mendorong kerjasama antara ilmuwan dan praktisi arkeologi.
Dalam proyek ini, IAEA akan memberikan asistensi kepada negara anggota dalam pengembangan kapasitas dan penguasaan teknologi nuklir untuk preservasi benda warisan budaya. Indonesia, sebagai DTM untuk proyek RAS1027, diminta memimpin penyiapan kerangka kerjasama untuk siklus tahun 2026-2027.
Kepala Pusat Arkeometri BRIN, Sofwan Noerwidi, menjelaskan bahwa BRIN akan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan pelindungan warisan budaya di Indonesia. “Kami telah menggandeng Balai Arkeologi di Bali untuk riset penanggalan karbon dan Taman Mini Indonesia Indah untuk potensi kolaborasi riset,” ungkap Sofwan.
Sofwan juga menambahkan bahwa proyek ini mendukung eksplorasi dan ekskavasi benda purbakala di Nusa Tenggara, Bali, Sumatera, Jawa, Papua Barat, dan Sulawesi, serta preservasi manuskrip kuno di beberapa museum nasional. Ke depan, Indonesia menargetkan pemanfaatan teknologi nuklir untuk membantu preservasi dan karakterisasi artefak kayu serta identifikasi fosil manusia purba.
Sumber: BRIN