BANDUNG – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) bekerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan kerja (LPK) mengadakan Program Pelatihan Bahasa dan Budaya Jepang Tahun 2024.
Program ini merupakan bagian dari Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja dan berlangsung selama enam bulan, diikuti oleh 120 peserta.
Kepala Bidang Pelatihan dan Vokasi serta Produktivitas Disnakertrans, Irma Dewi Agustin, menjelaskan bahwa peserta pelatihan telah melalui tahapan seleksi yang transparan dan selektif, termasuk tes fisik, matematika dasar, bahasa Jepang, dan tes psikologis.
“Tes psikologi bertujuan untuk memastikan mental peserta siap karena mereka akan bekerja di negara dengan etos kerja yang tinggi,” kata Irma.
Disnakertrans bekerja sama dengan beberapa LPK, yaitu LPK MGP, LPK Matahari Perdana, LPK Kyoumei Nihongo Center, dan LPK Fuji Sukses Mandiri Nusantara. Irma menambahkan, “Kami memilih LPK berdasarkan kerjasama yang baik. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan peserta memiliki kompetensi yang memadai sehingga mereka memiliki daya saing dan siap bekerja di Jepang.”
Penjabat (Pj) Bupati Sumedang, Yudia Ramli, menilai pelatihan ini sangat penting dan strategis.
“Pelatihan ini bertujuan untuk membentuk tenaga kerja yang kompeten, profesional, dan berdaya saing tinggi. Saat ini, pelatihan yang diberikan adalah spesifik untuk bahasa dan budaya Jepang agar peserta siap bekerja di Jepang,” kata Yudia saat membuka pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Disnakertrans yang dikutip dari laman sumedangkab.go.id.
Pengawalan Program
Yudia juga menjelaskan bahwa pelatihan ini penting untuk memastikan para tenaga kerja diterima dengan baik di Jepang.
“Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan angka pengangguran. Kami melakukan sinergi dengan LPK, sekolah, dunia usaha, pimpinan pondok pesantren, dan orang tua untuk mencapai tujuan tersebut. Dukungan orang tua sangat diharapkan untuk kesuksesan anak-anak mereka,” tambahnya.
Menurut Yudia, program ini juga berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan.
“Pengangguran dapat menyebabkan kemiskinan. Oleh karena itu, kami membuka peluang kerja dan melatih para pencari kerja. Kami berharap angka pengangguran di Kabupaten Sumedang semakin menurun,” ujarnya.
Yudia juga meminta agar Disnakertrans memiliki jejaring yang baik untuk membuka lebih banyak peluang pelatihan di masa depan.
“Saya harap Disnakertrans bisa mengembangkan jejaringnya. Saat ini ada 120 peserta, dan ke depannya, kami berharap jumlahnya bisa mencapai ribuan,” tutupnya.