BANDUNG – Deflasi Jawa Barat Februari 2025 mencapai 0,27 persen secara year on year (y-o-y), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,95, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat.
Deflasi terdalam tercatat di Kabupaten Subang, yang mengalami penurunan harga sebesar 1,04 persen dengan IHK sebesar 107,38. Sementara itu, Kota Sukabumi mencatatkan inflasi sebesar 0,78 persen dengan IHK mencapai 106,58.
Penurunan harga yang signifikan terjadi pada beberapa kelompok pengeluaran. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami penurunan indeks sebesar 11,44 persen, sementara kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,30 persen.
Namun, terdapat beberapa kelompok yang mengalami kenaikan indeks, antara lain kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 1,62 persen; kelompok pakaian dan alas kaki naik 1,30 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,94 persen; serta kelompok kesehatan yang tercatat naik 2,09 persen. Kelompok transportasi juga mengalami kenaikan indeks sebesar 0,82 persen, diikuti oleh kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang naik 0,96 persen. Kelompok pendidikan mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,57 persen, sedangkan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran meningkat 2,23 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 10,30 persen.
Pada tingkat deflasi month to month (m-to-m), Provinsi Jawa Barat tercatat mengalami penurunan sebesar 0,61 persen pada Februari 2025. Sementara itu, tingkat deflasi year to date (y-to-d) tercatat sebesar 1,29 persen.
Deflasi ini mencerminkan perubahan harga yang bervariasi di berbagai sektor, dengan beberapa kelompok mengalami penurunan harga sementara lainnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan.