Di Kampung Urug, sebuah desa yang tenang di kaki pegunungan Bogor, suasana terasa berbeda. Bukan hanya karena momentum penyerahan sertifikat hunian tetap bagi warga yang sempat terdampak bencana, tetapi juga karena satu pengakuan penting disampaikan langsung oleh Bupati Bogor, Rudy Susmanto.
Di hadapan warga Desa Urug, Bupati Rudy berdiri dengan penuh keyakinan. “Kami, Pemerintah Kabupaten Bogor, menetapkan beberapa titik sebagai kawasan heritage, termasuk Kampung Urug yang merupakan kampung adat,” ucapnya tegas, disambut tepuk tangan warga yang bangga.
Bagi masyarakat Kampung Urug, pernyataan itu bukan sekadar formalitas. Itu adalah pengakuan atas jati diri mereka. Sebuah komitmen bahwa adat, budaya, dan kearifan lokal yang selama ini mereka jaga, kini benar-benar mendapat tempat dalam rencana besar pembangunan Kabupaten Bogor.
“Kami ingin melindungi peninggalan leluhur kita—baik benda-benda pusaka maupun nilai-nilai yang hidup dalam masyarakatnya.” tutur Rudy, suaranya bergetar antara kebanggaan dan tanggung jawab.
Heritage Bukan Sekadar Label
Penetapan Kampung Urug sebagai kawasan heritage tidak berhenti pada label semata. Rudy menjanjikan langkah nyata. Pemerintah akan membangun infrastruktur yang mendukung pelestarian, mengangkat budaya Urug ke panggung nasional dan bahkan internasional.
“Yang kita pakai hari ini bukan batik biasa, ini adalah batik khas Desa Urug. Ini bentuk nyata bahwa kita bukan hanya berbicara soal simbol, tapi sedang membangun komitmen besar untuk menjaga warisan ini agar tetap hidup dan dikenal dunia,” katanya.
Dengan mata yang menatap jauh ke depan, Rudy menggambarkan harapannya: budaya bukan hanya cerita masa lalu, tetapi pilar masa depan. Ia menyebut pembangunan Pendopo Kewedanaan sebagai contoh bahwa pemerintah sedang menata ulang relasi masyarakat dengan akar budayanya.
Mengembalikan Senyum Urug
Lebih dari itu, ia ingin mengembalikan “senyum Urug”—senyum warga yang penuh harapan, setelah sempat diterpa bencana. Dan kuncinya adalah budaya. Budaya yang menyatukan, membangun solidaritas, dan menguatkan identitas lokal di tengah arus modernisasi.
“Kami ingin menjadikan budaya sebagai salah satu pilar pembangunan. Dengan melestarikan budaya, kita tidak hanya menjaga sejarah, tapi juga menciptakan masa depan yang berakar pada identitas kuat masyarakat Bogor,” ujar Rudy dengan penuh semangat.
Kolaborasi yang Inklusif
Namun, pemerintah tidak berjalan sendiri. Penetapan Kampung Urug sebagai kawasan heritage akan melibatkan banyak pihak—tokoh adat, seniman lokal, akademisi, dan tentu saja masyarakat desa itu sendiri. Semua duduk setara dalam meja perencanaan. Karena warisan budaya sejatinya adalah milik bersama.
Kampung Urug hari ini bukan hanya desa di peta Bogor. Ia kini menjadi representasi dari tekad besar sebuah daerah untuk tidak melupakan asal-usulnya. Di balik keindahan alamnya, tersembunyi cerita tentang kearifan, perjuangan, dan harapan yang kini kembali mendapat tempat.
Dan seperti yang diucapkan Bupati Rudy: “Kita tidak sedang bernostalgia. Kita sedang membangun masa depan, dari akar budaya kita sendiri.”