• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Senin, 9 Juni 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

BRIN Kembangkan Varietas Kentang Granola Tahan Penyakit, Dukung Keberlanjutan dan Keuntungan Petani

Editor
Jumat, 22 November 2024 - 08:00
Bibit kentang

Bibit kentang.(FOTO: BRIN/Kementan)

BANDUNG – Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Puji Lestari, mengungkapkan bahwa pengembangan varietas kentang granola dengan stacked genes yang tahan terhadap penyakit hawar daun akan memberikan berbagai manfaat, antara lain mengurangi penggunaan fungisida, mendukung keuntungan petani, serta lebih ramah lingkungan. Hal ini tentunya menjadi kabar gembira yang dapat meningkatkan produktivitas kentang di Indonesia.

“Varietas kentang generasi baru ini akan segera diluncurkan pada tahun 2026 setelah beberapa uji coba terkait keamanan varietas selesai dilakukan. Pengembangan ini dilakukan BRIN dengan pendanaan dari USAID melalui skema Feed the Future-Global Biotech Potato Partnership (GBPP),” ujar Puji Lestari saat acara Implementation Launch Global GBPP di Cibinong, Jawa Barat, pada Rabu (20/11).

Puji menambahkan, GBPP adalah kemitraan internasional yang bertujuan meningkatkan produksi kentang menggunakan solusi bioteknologi yang menekankan keberlanjutan, ketahanan terhadap penyakit, serta ketahanan pangan.

Sementara itu, Ketua Koordinator Penelitian GBPP Kusmana menjelaskan berbagai keunggulan dari varietas stacked gene granola potato. Varietas ini diketahui lebih efisien karena hanya membutuhkan 20% hingga 50% pestisida dibandingkan dengan varietas kentang konvensional, yang menjadikannya lebih ramah lingkungan. Selain itu, varietas ini juga hemat tenaga kerja dan waktu, serta memiliki potensi adaptasi yang tinggi.

“Umumnya, petani mengalokasikan 30% dari biaya produksi untuk pestisida. Dengan varietas ini, biaya pestisida bisa ditekan, namun produktivitasnya tetap setara dengan kentang non-transgenik. Karakteristik kentang ini juga mirip dengan granola lama yang dapat menghasilkan hingga 30 ton per hektar, lebih tinggi dibandingkan kentang lokal yang hanya menghasilkan sekitar 15 ton per hektar. Selain itu, adopsi varietas ini juga sangat tinggi, banyak petani yang berminat untuk menanamnya,” ungkap Kusmana dilansir situs BRIN.

Kusmana menambahkan bahwa meski sudah banyak petani yang tertarik, varietas kentang ini masih harus menjalani beberapa tahapan karena termasuk dalam kategori kentang transgenik.

Dalam kesempatan yang sama, Mission Director USAID untuk Indonesia, Jeff Cohen, menjelaskan bahwa GPBB adalah hasil kolaborasi internasional antara USAID dan Pemerintah Indonesia melalui ORPP-BRIN, serta dengan Michigan State University (MSU) dan Idaho University (IU). Kerja sama ini bertujuan meningkatkan produktivitas kentang tahan penyakit.

“Kentang yang dihasilkan akan lebih tahan terhadap hama dan ramah lingkungan, memberikan keuntungan bagi petani serta menghasilkan benih unggul yang bernutrisi. Program USAID ini mendukung visi Presiden Prabowo untuk memperkuat ketahanan pangan Indonesia,” ujar Jeff Cohen.

Kepala Pusat Riset Hortikultura BRIN, Dwinita Wikan Utami, menambahkan bahwa ORPP-BRIN juga berupaya menyebarkan informasi terkait inovasi ini kepada petani, penangkar benih, serta berbagai pihak terkait seperti TTKH, KKH, tim pelepas varietas, dan tim karantina.

“Melalui kemitraan dan inovasi ini, kami berkomitmen untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan di sektor pertanian,” ujar Dwinita.

Sementara itu, Director of GBPP, Dave Douches, menyatakan kebanggaannya atas kemitraan yang terjalin antara MSU dan Indonesia selama beberapa tahun. Ia mengungkapkan rasa terhormatnya bisa bekerja sama dengan peneliti BRIN untuk menghasilkan varietas kentang bioteknologi yang tahan penyakit, ramah lingkungan, dan dapat menjamin keberlanjutan budidaya kentang di Indonesia.

“Teknologi ini memungkinkan produksi kentang dengan minim penggunaan pestisida, yang tentunya sangat mendukung keberlanjutan sektor pertanian,” tutup Dave.

Tags: bibit kentangBRINKentangKentang Granola

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.