SATUJABAR, BANDUNG – Menanti kebangkitan saham PGAS atau PT Perusahaan Gas Negara Tbk. yang disebut-sebut sebagai salah satu emiten dengan valuasi yang murah.
Dari data yang dikumpulkan PBV PGAS saat ini (12/12/2023) hanya 0,6 persen. Atau dengan kata lain harga saham ini dipasaran lebih murah dari nilai bukunya.
Apalagi perusahaan ini adalah milik negara atau badan usaha milik negara.
Akan tetapi, posisi sebagai BUMN tidak menjamin proses usaha perusahaan menjadi lebih lancar dan mudah.
Perusahaan ini belakangan memang sedang dirundung masalah. Apalagi di tahun politik sekarang ini dimana proses arah kebijakan perusahaan menjadi sulit.
Sebut saja problem rencana kenaikan harga gas yang saat ini tersendat. Atau ada problem pasok gas dengan perusahaan luar negeri yang kira-kira akan berdampak pula kinerja perusahaan.
Akan tetapi, bisnis tetap bisnis. Perusahaan akan menemui takdirnya di kemudian hari. Bergantung pada cara para pengendali dan pengemudi dalam menjalankan arah perusahaan.
Tentunya, mereka juga menyadari. Bukan saja rakyat kebanyakan yang menunggu berkah dari keuntungan BUMN dari hasil usahanya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tetapi juga investor pasar modal yang menunggu pergerakan perusahaan gas nomor satu di Tanah Air ini.
Namanya juga bisnis, akan selalu ada tantangan. Perusahaan yang mampu adaptif dan menjawab tantangan adalah perusahaan yang mampu tampil sebagai jawara.
*Tulisan ini adalah tulisan bersifat opini sekaligus edukasi dari Redaksi Satujabar