• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Selasa, 26 Agustus 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Kawasan Asia Afrika Didorong Jadi Warisan Dunia, Farhan: Ini Jiwa Kota Bandung!

Editor
Selasa, 26 Agustus 2025 - 06:12
jalan sekitar gedung merdeka

Gedung Merdeka Bandung (Wikipedia)

SATUJABAR, BANDUNG – Kawasan legendaris Asia Afrika di Kota Bandung berpeluang jadi bagian dari program Memory of the World UNESCO, lho! Pemerintah Kota Bandung saat ini tengah mengusulkan kawasan bersejarah tersebut agar diakui secara global sebagai salah satu situs penting dunia.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut upaya ini bukan cuma soal bangunan tua atau tampilan kota, tapi tentang menjaga “jiwa” Bandung itu sendiri.

“Cagar budaya itu bukan cuma soal tembok atau ornamen lama. Di balik itu ada cerita, ada karakter, bahkan jiwa kota yang harus kita jaga bersama,” ujar Farhan saat menghadiri Sosialisasi Perda Cagar Budaya di Hotel Mercure, Senin (25/8/2025) melalui keterangan resmi.

Farhan mencontohkan sejumlah kawasan yang masih bisa diselamatkan warisan sejarahnya, seperti Jalan Asia Afrika, Jalan Supratman, dan Cipaganti. Namun ia juga mengakui, ada wilayah yang kondisinya sudah sulit dipertahankan—seperti kawasan Cihampelas dan Jalan Riau—karena tekanan pembangunan modern.

Salah satu tantangan menarik datang dari warga yang ingin menjual rumah warisan yang sudah ditetapkan sebagai cagar budaya dengan harga fantastis: Rp19 miliar!

“Mau bilang iya juga bingung. Soalnya itu bukan uang saya pribadi, harus lewat DPRD,” katanya sambil tersenyum.

Farhan juga menegaskan pentingnya para pejabat kota untuk bekerja sesuai aturan dan menghindari konflik kepentingan dalam urusan cagar budaya. Ia bahkan menyebut, kalau sampai ada pegawai melanggar, sanksinya akan tegas.

Salah satu contoh yang ia soroti adalah Kebun Binatang Bandung. Menurutnya, kawasan itu kaya nilai sejarah, tapi kini posisinya kurang ideal karena terlalu dekat dengan pemukiman dan jalan umum.

“Masalah kayak gini nggak bisa diselesaikan sepihak. Pemerintah harus seimbang, dan tetap patuh aturan,” jelasnya.

Ia juga menyebut Sumur Bandung—yang sering dipertanyakan warga soal status cagar budayanya—sebagai contoh pentingnya edukasi yang berkelanjutan.

“Kenapa sumur bisa jadi cagar budaya? Nah, ini PR kita. Edukasinya nggak bisa cuma sekali, harus terus menerus,” tambahnya.

Farhan juga menekankan perlunya kolaborasi, termasuk dengan TNI AD yang punya banyak aset bangunan bersejarah di Bandung. Ia berharap, bangunan tua bisa dimanfaatkan secara kreatif—seperti dijadikan museum atau kafe—asal tetap mengikuti aturan dan melalui dialog terbuka.

“Kalau bisa jadi museum atau tempat nongkrong keren, kenapa nggak? Tapi semua harus diajak ngobrol dulu, nggak bisa main klaim,” katanya.

Di akhir, Farhan mengajak semua pihak untuk mencari titik tengah dalam menjaga sejarah dan mengikuti perkembangan zaman.

“Bukan soal menang atau kalah. Tapi bagaimana kita bisa menjaga keseimbangan demi masa depan Bandung,” tutupnya.

Tags: Kawasan Asia Afrikawarisan dunia

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.