JAKARTA – Buku Pengantar Pemahaman Konsepsi Dasar Sekitar Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) edisi kedua karya Bambang Kesowo resmi diluncurkan pada Rabu (14/5) di Auditorium Lantai 3, Gedung B.J. Habibie, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta. Peluncuran ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat literasi dan kesadaran akan pentingnya perlindungan kekayaan intelektual di tengah perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan dan teknologi.
Dalam paparannya, Bambang Kesowo menegaskan bahwa pemahaman mengenai HaKI kini harus meluas di luar ranah hukum. “Pemahaman dan penguasaan HaKI bukan lagi hanya menjadi domain Fakultas Hukum. Sudah saatnya seluruh disiplin ilmu memahami pentingnya perlindungan terhadap hasil karya intelektual dan kekayaan hayati nasional,” tegasnya.
Menurut Bambang, HaKI merupakan bentuk penghormatan terhadap kemampuan intelektual manusia yang memiliki nilai ekonomi dan moral tinggi, meskipun tidak selalu berwujud fisik. Ia juga mendorong agar pendidikan tentang HaKI diajarkan lintas fakultas, seperti Teknik, Kedokteran, Biologi, hingga Ekonomi.
“HaKI bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga menyangkut moralitas dan inovasi. Kita harus membangun kesadaran lintas disiplin bahwa perlindungan atas kemampuan intelektual manusia adalah fondasi dari kemajuan peradaban,” ujarnya.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, dalam sambutannya, menyambut baik peluncuran buku ini. Ia menyebutnya sebagai kontribusi penting dalam membangun pemahaman yang lebih luas terkait kekayaan intelektual, khususnya bagi para peneliti, mahasiswa, dan pengambil kebijakan.
“BRIN memiliki mandat untuk mengembangkan riset dan inovasi di berbagai bidang. Ketika kita berbicara tentang kemanfaatan riset, kita berbicara tentang kekayaan negara, termasuk kekayaan intelektual,” kata Handoko.
Ia berharap buku ini menjadi rujukan utama dalam dunia pendidikan, penelitian, dan kebijakan, serta mendorong pengelolaan kekayaan intelektual yang lebih strategis di tengah tantangan global saat ini.
Handoko juga menekankan pentingnya memahami kekayaan negara tidak hanya dari sisi finansial, melainkan juga dari aspek geopolitik dan strategi pembangunan nasional. Ia menyebut pengelolaan sumber daya berbasis pengetahuan masih membutuhkan perjuangan panjang agar dapat memberikan manfaat optimal dan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi.
Acara peluncuran buku ditutup dengan penyerahan simbolis buku oleh Bambang Kesowo kepada Ketua Dewan Pengarah BRIN Mahfud MD dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Bambang berharap buku ini dapat menjadi referensi utama dalam membentuk kebijakan publik dan pendidikan tentang kekayaan intelektual di Indonesia.