Lucky mengaku hanya ditemani oleh seorang asisten pribadinya, yang dibayar dengan uang pribadinya saat menjalani sanksi tersebut.
SATUJABAR, INDRAMAYU — Tak banyak pejabat di negeri ini yang pernah merasakan sensasi nikmatnya naik kendaraan tradisional seperti bajaj, apalagi di Ibu Kota Negara, Jakarta. Itu pula yang dirasakan Bupati Indramayu Lucky Hakim, usai menjalani sanksi magang perdana dampak dari ‘liburan ke Jepang’ tanpa izin atasan.
Bupati Indramayu Lucky Hakim, telah menjalani magang perdana ke Kemendagri pada Selasa (6/5/2025). Hal itu sebagai bentuk sanksi atas perbuatannya yang pelesiran ke Jepang tanpa izin saat libur Lebarna Idul Fitri kemarin.
Dikatakan Lucky, berangkat dari Kabupaten Indramayu ke Jakarta dengan menggunakan mobil pribadinya pada Senin (5/5/2025) malam. Selanjutnya, dia menuju rumah pribadinya di Jakarta. “Tanpa patwal, tanpa fasilitas pemda,” ucap dia.
Keesokan paginya, Lucky menuju Kemendagri dengan menumpang taksi. Setelah menerima berbagai materi pelajaran, dia selanjutnya pulang ke rumahnya dengan menumpang bajaj.
“Sebenarnya mau naik taksi, gak niat naik bajaj. Tapi karena hujan, taksinya susah, akhirnya naik bajaj,” jelasnya.
Namun, lanjut dia, naik bajaj memiliki sensasi tersendiri akan arti menjalani kehidupan. Dirinya pun menjadi tahu, bahwa untuk mendapatkan sejumlah rupiah, tentu memerlukan perjuangan lebih, apalagi itu dilakukan sopir bajaj yang harus bersaing ketat dengan moda transportasi modern lainnya.
“Disinilah kita bisa memetik makna dari kehidupan di tengah masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah,” katanya.
Lucky mengaku, hanya ditemani oleh seorang asisten pribadinya, yang dibayar dengan uang pribadinya saat menjalani sanksi tersebut. Dia memastikan tidak menggunakan fasilitas negara.
Sementara itu, mengenai kegiatan magangnya, Lucky menjelaskan, diterima langsung oleh Menteri Dalam egeri, Tito Karnavian. Dia juga dipertemukan dengan semua dirjen di lingkungan Kemendagri.
“Terus saya diberikan masukan-masukan, diajarkan banyak hal, bagaimana cara sistem pemerintahan daerah. Dan Alhamdulillah beliau-beliau itu sangat baik,” kata Lucky.
Dalam kesempatan itu, Lucky khusus mendalami materi tentang pemadam kebakaran dan Satpol PP. Disitu ia mengaku baru menyadari pentingnya peran Satpol PP sebagai penegak perda.
“Saya pikir Satpol PP itu cuma orang ngejar-ngejar pakai pentungan, ternyata tidak. Saya jadi sadar betul bahwa kita capek bikin perda, siapa yang menegakkan kalau bukan Satpol PP? Jadi Satpol PP tidak hanya dipandang sebagai penertiban, ternyata fungsinya lebih luas lagi,” jelasnya.
Sementara dalam penyampaian materi tentang pemadam kebakaran, Lucky mengaku, sekalian memanfaatkannya untuk meminta bantuan tambahan armada. Pasalnya, dengan wilayah yang sangat luas, Kabupaten Indramayu masih kekurangan armada pemadam kebakaran.
Lucky juga mengaku menyampaikan ke Kemendagri terkait tapal batas daerah. Dia menyebutkan, ada lahan seluas lebih dari 2.500 hektare yang tercoret dari Indramayu karena masalah tapal batas. (yul)