Kenaikan harga itu rata-rata 40 persen untuk berbagai jenis sayuran akibat permintaan konsumen yang meningkat.
SATUJABAR, INDRAMAYU –- Harga komoditas sayuran menjelang akhir tahun 2024 di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu, merangkak naik. Kondisi itupun dikeluhkan oleh para pedagang maupun konsumen.
Kenaikan harga sayuran itu seperti yang terlihat di Pasar Induk Jatibarang, Kabupaten Indramayu. Di pasar tersebut, kenaikan harga terutama terjadi pada cabai rawit merah, yang kini dipatok Rp 38 ribu per kilogramnya.
‘’Sebelumnya kan harga cabai rawit merah masih Rp 30 ribu per kilogram,’’ ujar salah seorang pengepul sayuran di Pasar Induk Jatibarang, Nono, Rabu (18/12/2024).
Dikatakannya, kenaikan harga juga terjadi pada sejumlah komoditas sayuran lainnya. Dia menjelaskan, kenaikan harga itu rata-rata 40 persen untuk berbagai jenis sayuran.
Nono menjelaskan, faktor penyebab naiknya harga sayuran itu karena meningkatnya permintaan dari konsumen. Sedangkan di sisi lain, produksi cabai dari petani berkurang seiring cuaca buruk yang terjadi di berbagai daerah.
‘’Stok ada, cuma nggak banyak, dari petaninya berkurang. Dalam artian, penyebabnya itu karena kurang stok, sedangkan permintaan meningkat. Selain itu faktor cuaca juga ngaruh,’’ terang Nono.
Sementara itu, kenaikan harga di pasar induk akhirnya berpengaruh ke para pedagang eceran. Seperti yang terlihat di pedagang sayuran di daerah Karangturi, Kabupaten Indramayu.
Salah seorang pemilik kios sayuran di daerah Karangturi, Gopes, mengatakan, kenaikan yang paling signifikan memang terjadi pada cabai rawit merah. Yakni, dari Rp 32 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu per kilogram.
‘’Harga sayuran lainnya juga naik sih, seperti cabai merah, bawang merah, sawi hijau. Tapi yang naiknya paling signifikan tuh cabai rawit merah,’’ tutur Gopes.
Gopes mengatakan, kenaikan harga itu sudah terjadi di tingkat pengepul sayuran di Pasar Induk Jatibarang. Karenanya, ia terpaksa harus ikut menaikkan harga jual sayuran itu kepada konsumen.
‘’Saya gak tahu naiknya kenapa, karena saya kan pedagang, belinya dari tengkulak. Memang dari tengkulaknya harganya naik,’’ jelas Gopes.
Gopes mengatakan, kenaikan harga sejumlah komoditas sayuran itu membaut penjualannya menurun. Pasalnya, konsumen jadi mengurnagi pembelian mereka.
‘’Kalau penjualan ya jelas ngaruh dan berkurang. Kan biasanya ibu-ibu itu beli Rp 50 ribu dapat komplit bumbu dapur, sekarang mah enggak. Mereka juga ngeluh, tapi ya mau gimana lagi,’’ ungkapnya.
Salah seorang warga di Karangturi, Tonah, mengungkapkan, terpaksa mengurangi pembelian sayuran karena harganya yang terus merangkak naik. ‘’Tadi saya belanja cabai rawit merah dan cabai merah. Harganya pada naik semua. Biasanya saya beli setengah kilogram, sekarang mah cuma beli seperempat kilogram saja,’’ kata Tonah. (yul)