BANDUNG – Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Pahala Nugraha Mansury, mengungkapkan pentingnya peran diaspora Indonesia dalam diplomasi ekonomi global.
Dalam sesi pleno Diaspora Engagement Summit yang diselenggarakan oleh Indonesian Diaspora Network-United di Jakarta, Pahala menyebutkan bahwa diaspora Indonesia memiliki potensi besar sebagai “good storyteller” dan brand ambassador untuk mempromosikan Indonesia di tingkat internasional.
Dalam pidatonya, Wamenlu Pahala menjelaskan bahwa diaspora Indonesia, yang diperkirakan mencapai 8 juta jiwa di seluruh dunia, menawarkan berbagai peluang dalam bentuk modal, bakat, dan keahlian.
“Diaspora Indonesia dapat memainkan peran penting dalam mengisi kesenjangan talenta di sektor-sektor strategis seperti kesehatan, energi, dan manufaktur berteknologi tinggi,” ujar Pahala.
Ia menambahkan bahwa keberadaan diaspora di negara-negara OECD memberikan akses ke pendidikan, teknologi, dan pengembangan kapasitas yang vital.
Selain itu, diaspora juga dapat berfungsi sebagai brand ambassador, mempromosikan potensi ekonomi Indonesia dan melawan narasi negatif serta kebijakan diskriminatif terhadap produk-produk Indonesia seperti minyak kelapa sawit dan biofuel.
Diaspora juga diharapkan dapat memfasilitasi integrasi ekonomi Indonesia dengan pasar global, mempromosikan Indonesia sebagai mitra dagang dan investasi serta tujuan wisata.
Wamenlu Pahala menyoroti beberapa langkah yang diambil pemerintah untuk memberdayakan diaspora Indonesia, termasuk:
Langkah Perlu Diambil
Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (KMILN): Sebagai alat untuk membangun basis data dan memetakan potensi diaspora.
Integrasi KMILN dengan layanan keuangan: Kemlu RI sedang menjajaki kerja sama dengan Bank BNI dan Bank Mandiri untuk memungkinkan KMILN digunakan sebagai identitas untuk membuka rekening bank dan mengakses fasilitas perbankan di Indonesia.
Mobilisasi talenta: Pemerintah telah mengeluarkan Diaspora Visa dan Visa for Global Talent, serta sedang membahas fasilitas izin tinggal dan kerja untuk diaspora di sektor strategis.
Grand Strategy: Finalisasi strategi ini bertujuan menjadi blueprint bagi kementerian dan lembaga terkait dalam menyusun kebijakan yang mendukung peran diaspora untuk pembangunan nasional.
Menutup pidatonya, Wamenlu Pahala mengungkapkan optimisme bahwa dukungan dari diaspora akan membantu mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 dan mendorong Indonesia menuju status sebagai negara maju di masa depan.
Sesi pleno juga menampilkan Menteri Hukum dan HAM 2019-2024, Yasonna Laoly, yang membahas adaptasi kebijakan Overseas Citizenship of Indonesia (OCI) di Indonesia. Forum ini dihadiri oleh lebih dari 90 orang diaspora dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Prancis, Turki, Kuwait, Korea Selatan, dan Australia.
Pada kesempatan tersebut, IDN-U menyerahkan dokumen “Engaging Diaspora: Practical Guide for Policymakers, Diaspora Members and Communities in Indonesia and Abroad” kepada wakil pemerintah. Acara ini juga mencakup breakout session yang membahas berbagai topik seperti investasi, kebijakan OCI model India, fasilitas keimigrasian, keamanan siber, ekspor, dan integrated trading house.
Diaspora Engagement Summit bertujuan untuk memperkenalkan program Overseas Citizenship Indonesia (OCI) dan sejalan dengan semangat pemerintah untuk meningkatkan peran diaspora dalam pembangunan nasional serta memasukkannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Sumber: Kemlu