JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi kiprah PT Yuasa Battery Indonesia yang telah berkontribusi signifikan dalam pembangunan industri komponen otomotif nasional selama lima dekade terakhir. Perusahaan ini dinilai memiliki peran strategis dalam memperkuat sektor manufaktur Indonesia, khususnya dalam bidang produksi aki kendaraan.
Dalam pernyataannya pada Senin (26/5), Menperin menyoroti capaian produksi Yuasa yang mencapai sekitar sembilan juta unit aki motor dan 1,2 juta unit aki industri setiap tahunnya. Produk-produk tersebut mencakup berbagai jenis, mulai dari aki kering (maintenance-free), aki basah, hingga baterai industri seperti Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dan deep cycle, yang seluruhnya telah memenuhi standar nasional dan internasional.
“Tidak hanya di pasar domestik, Yuasa juga telah berhasil menembus pasar internasional, dengan sekitar 20% produksi diekspor ke Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Di dalam negeri, distribusi Yuasa mencakup lebih dari 47 cabang dan dealer resmi,” ujar Menperin.
Agus juga mengaitkan keberhasilan industri seperti Yuasa dengan capaian Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia yang pada 2023 mencapai USD 255,96 miliar—tertinggi sepanjang sejarah, menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia dan peringkat pertama di ASEAN. Ia yakin kontribusi Yuasa turut mendongkrak angka tersebut.
“Jika ada yang mengatakan Indonesia sedang mengalami deindustrialisasi, itu tidak benar. Data pertumbuhan sektor industri dan ekspor manufaktur menunjukkan sebaliknya,” tegasnya.
Indonesia sebagai pasar kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara juga memiliki potensi besar dalam pengembangan industri pendukung otomotif. Dengan car ownership ratio sebesar 99 kendaraan per 1.000 penduduk—relatif rendah dibandingkan Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211)—peluang peningkatan permintaan kendaraan dan komponen seperti aki dinilai masih sangat besar.
“Ini peluang besar bagi Yuasa untuk terus bertumbuh, seiring upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan dan daya beli masyarakat,” tambah Menperin.
Pemerintah pun mendorong transformasi industri otomotif ke arah yang lebih ramah lingkungan, termasuk melalui insentif untuk kendaraan listrik dan hybrid. Menperin berharap Yuasa sebagai pemimpin pasar aki di Indonesia dapat terus berinovasi untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2050.
Tidak hanya lewat produk, Yuasa juga dinilai berkontribusi dalam memperkuat ekosistem industri nasional melalui kemitraan hulu-hilir, serta dukungan terhadap sektor seperti telekomunikasi, perbankan, dan transportasi.
Dalam peringatan 50 tahun Yuasa, Menperin menyampaikan empat harapan besar kepada perusahaan: meningkatkan produktivitas melalui otomatisasi dan digitalisasi, memperluas pasar ekspor, menerapkan prinsip industri hijau, dan berperan dalam pengembangan ekosistem baterai nasional.
“Saya percaya, dengan visi dan inovasi yang terus diperkuat, Yuasa akan tetap relevan dan menjadi pemimpin industri baterai di Indonesia, bahkan di tingkat global,” pungkas Agus.