SATUJABAR, BANDUNG – Tiga pemuda di Kota Bandung, Jawa Barat, yang membuat pengakuan telah menjadi korban pengeroyokan di media sosial, akhirnya resmi membuat laporan polisi.
Pengakuan korban menjadi viral di media sosial, karena pelaku pengeroyokan disebut-sebut diduga pendukung salah satu calon presiden (capres).
Setelah menjadi viral di media sosial, tiga pemuda yang membuat pengakuan telah menjadi korban pengeroyokan, mendatangi Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Regol, Kota Bandung, pada Selasa siang (23/01/2024). Ketiga korban telah resmi membuat laporan polisi.
“Para korban telah datang ke Mapolsek Regol. Mereka datang dan resmi melapor (membuat laporan polisi), sekitar pukul 2 siang,” kata Kapolsek Regol, AKP Aji Riznaldi, saat dihubungi wartawan.
Ketiga korban masing-masing berinisial, IN, SK dan MA. Setelah meminta keterangan para korban, Unit Reskrim Polsek Regol mulai melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi.
Kasus pengeroyokan pertama kali mencuat setelah salah satu korban membuat video pengakuan di media sosial.
Ia mengaku telah menjadi korban pengeroyokan yang disebut-sebut dilakukan pendukung dari salah satu capres, pada Minggu (21/01/2024).
Akun Instagram yang mengunggah insiden itu adalah @bandungterkini. Dalam narasinya, akun tersebut menyebutkan, para korban sedang dalam perjalanan pulang dari Jalan Sriwijaya menuju ke arah Pasirkoja.
Saat tiba di Jalan Inggit Garnasih, korban disebut berpapasan dengan sejumlah orang sedang menumpang bus.
Mereka mengacungkan 3 jari ke arah korban, dan dibalas korban dengan acungan 2 jari, hingga berujung dengan tindakan penyeroyokan.
Polisi Turun Tangan
Meski saat itu belum menerima laporan ke polisi, Kapolsek Regol, AKP Aji Riznaldi, membenarkan informasi adanya kejadian tersebut di wilayah hukumnya.
Bahkan, pihaknya langsung turun tangan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
Aksi pengeroyokan yang viral di media sosial tersebut, membuat PDIP Jabar ikut turun tangan.
Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono mengaku, sudah mengetahui informasi tersebut dan berusaha mencari para pemuda yang menjadi korban pengeroyokan untuk mengetahui secara pasti kejadiannya.
“Kami berusaha mencari korbannya dan ingin mengetahui secara pasti bagaimana kronologis kejadiannya” kata Ono kepada wartawan.
Ono menambahkan, dari informasi yang diterimanya, tindakan pengeroyokan dipicu dugaan korban berteriak dengan mengacungkan dua jari yang jadi simbol salah satu pasangan capres ke arah kerumunan massa usai mengikuti kampanye.
Tindakan tersebut diduga telah memancing suasana tidak kondusif. Sehingga, langsung menyulut emosi para peserta kampanye di dalam bus dan berujung keributan dan dugaan pengeroyokan tersebut.