Tutur

208 Tahun Kebun Raya Bogor – Meneruskan Jejak Reinwardt

Mei bukan sekadar penghujung musim hujan bagi Kota Bogor. Di bulan inilah, dua peristiwa penting bagi pelestarian keanekaragaman hayati berpadu: Hari Keanekaragaman Hayati Internasional dan ulang tahun salah satu kebun raya tertua di dunia—Kebun Raya Bogor (KRB), yang kini berusia 208 tahun.

Di pagi yang sejuk pada Senin, 19 Mei 2025, halaman Gedung Samida disesaki tamu-tamu istimewa. Suasana tak sekadar perayaan, tapi juga penuh refleksi. Sejak pertama kali didirikan pada 18 Mei 1817 oleh Caspar Georg Carl Reinwardt, ahli botani Jerman-Belanda, KRB telah menjadi titik awal lahirnya riset ilmiah di Nusantara. Kini, di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), warisan Reinwardt itu terus hidup, terus berkembang.

Laksana Tri Handoko, Kepala BRIN, berdiri di hadapan para undangan. Ia tidak hanya menyampaikan pidato, tapi menyuarakan harapan. Lima fungsi utama KRB—konservasi tumbuhan langka, riset biodiversitas, pendidikan lingkungan, ekowisata, dan jasa lingkungan—diibaratkannya seperti lima jari yang jika bersinergi, dapat menggenggam masa depan keanekaragaman hayati Indonesia. “Sinergi ini harus dibangun bersama pemerintah daerah, swasta, dan universitas,” ujarnya.

Sorotan hari itu juga tertuju pada revitalisasi monumen Reinwardt—sebuah penghormatan pada sosok pendiri yang menanam benih keilmuan ratusan tahun silam. Ina Lepel, Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia, menyampaikan apresiasi atas inisiatif ini. Baginya, monumen itu bukan sekadar batu dan prasasti, tapi simbol persahabatan dan kolaborasi ilmiah antara Eropa dan Indonesia yang telah terjalin selama dua abad.

“Dari Reinwardt hingga hari ini, kerja sama antara BRIN, Kebun Raya Bogor, dan Jerman terus tumbuh. Kita tidak hanya mengenang sejarah, tapi membangunnya kembali melalui proyek penelitian bersama, pertukaran ilmiah, dan pengembangan kapasitas,” ujar Ina dengan penuh semangat.

Tak hanya seremoni, hari itu juga diisi dengan aksi nyata. Sasa Sofyan Munawar, Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah BRIN, memimpin penanaman 21 tanaman koleksi baru dari famili Arecaceae dan Annonaceae. Lokasinya tersebar di berbagai titik KRB, bersanding dengan peresmian Rumah Hoya, sebuah rumah kaca yang menampilkan koleksi tanaman eksotis di depan Griya Anggrek.

Apa yang dilakukan hari itu tidak hanya berlangsung di Bogor. Serempak, kelima kebun raya nasional di bawah BRIN—Bogor, Cibodas, Purwodadi, Bali, dan Cibinong—melakukan penanaman koleksi baru, sebagai simbol komitmen bersama memperkuat bioprospeksi dan edukasi lingkungan.

Lebih dari dua abad lalu, Reinwardt menanam pohon pertama sebagai langkah awal membangun kebun ilmu di jantung Bogor. Hari ini, tongkat estafet itu diteruskan oleh para peneliti, penggiat lingkungan, diplomat, dan generasi muda. Kebun Raya Bogor bukan lagi sekadar taman, melainkan simbol hidup dari pengetahuan, konservasi, dan harapan.

Dan seperti alam yang tak pernah berhenti tumbuh, KRB pun akan terus berakar, bertunas, dan berkembang—menjadi ruang belajar, ruang riset, dan ruang harapan bagi bumi yang lebih lestari.

Sumber Naskah & Foto : BRIN

Editor

Recent Posts

Maula dan Putri Minta Maaf, Bantah Ada Makan Siang Gratis

SATUJABAR, GARUT--Maulana Akbar dan Luthfianisa Putri Karlina, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat, terutama…

17 jam ago

Pemerintah Akan Batasi WhatsApp Call? Ini Kata Menkomdigi

JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan bahwa tidak ada rencana dari pemerintah…

21 jam ago

Pangeran ‘Sleeping Prince’ Al Waleed bin Khaled Wafat Setelah 20 Tahun Koma

DUBAI – Kabar duka datang dari Kerajaan Arab Saudi. Pangeran Al Waleed bin Khaled bin…

21 jam ago

Sumedang Tampilkan 11 Pengrajin Unggulan di PKJB & KKJB 2025, Dukung Ekraf dan Pelestarian Budaya

Para pengrajin ini difasilitasi melalui booth khusus oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menampilkan produk-produk kriya…

21 jam ago

Sumedang Raih Juara Favorit Fashion Show Sunda Karsa Fest 2025 di Bandung

Keberhasilan Sumedang didukung pula oleh elemen koreografi dan tarian khas Sunda, yang membuat presentasi mereka…

22 jam ago

Dongeng Sunda: Akar Kearifan dari Tanah Nusantara

Hari Sabtu, 19 Juli 2025, Teater Tertutup Dago Tea House menjadi saksi sebuah peristiwa yang…

22 jam ago

This website uses cookies.