BANDUNG – UMKM di Sumedang didominasi klaster mikro mencapai 44.542 NIB atau 89,21 persen dari total NIB UMKM.
Menurut data Pemkab Sumedang, berdasarkan registrasi Nomor Induk Berusaha (NIB) per Mei 2024, usaha mikro di Sumedang menempati urutan pertama dengan jumlah 44.542 atau 89,21 persen.
Disusul usaha kecil 3.445 (6,89 persen), usaha besar 960 (1,92 persen) dan usaha menengah 647 (1,30 persen).
“Pemda Sumedang terus berupaya dan memberikan ruang bagi para pelaku UMKM untuk terus bergerak, berinovasi, bermakna dan berkualitas dalam berwirausaha salah satunya dengan digelarnya pembukaan Kick Off Pendampingan UMKM Naik Kelas,” kata Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli saat membuka Kick Off Pendampingan UMKM Naik Kelas Tahun 2024 di Aula Tampomas, Selasa (4/6/2024) dikutip dari situs Pemkab Sumedang.
Yudia mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Semoga kegiatan ini juga dapat menjadi upaya dan ruang bagi para pelaku UMKM Sumedang untuk bisa terus bergerak, berinovasi, bermakna dan berkreatifitas dalam berwirausaha,” ujarnya.
Selain itu Yudia juga menyebutkan kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan dan perhatian Pemda Sumedang kepada para pelaku UMKM dalam meningkatkan kapasitas pelaku UMKM untuk bisa naik kelas dalam kualitas maupun kuantitas produksi.
“Berbagai permasalahan dan tantangan tentunya akan menuntut usaha dan percepatan dari pelaku usaha agar dapat beradaptasi dengan permintaan pasar saat ini. Pemda Sumedang berupaya untuk meningkatkan skala bisnis pelaku usaha mikro, kecil dan menengah melalui kegiatan UMKM naik kelas,” terangnya.
Yudia berharap kegiatan tersebut menjadi kebangkitan ekonomi disektor UMKM, sektor ekonomi kreatif, dan terjadi peningkatan ivestasi daerah sehingga terciptanya lapangan kerja baru untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumedang.
“Peluang usaha mikro kecil berperan dalam perekonomian nasional dan internasional terbuka lebar, asal pelaku UMK dapat berbenah diri menjadi salah satu pelaku yang kompetitif dengan menyeimbangkan pengelolaan usaha berbasis informatika dan teknologi,” katanya.
Program Akselerasi
Sementara itu, Korda Pendamping UMKM Naik Kelas Neneng Darpiyah menyebutkan, kegiatan tersebut sebagai wahana sosialisasi untuk memberikan pemahaman, gambaran dan kemudahan dalam penyelenggaraan UMKM naik kelas agar terarah sesuai target yang sudah ditentukan.
“Selain itu mempublikasikan hasil profilling peserta UMKM naik kelas terkait kebutuhan dan permasalahan UMKM naik kelas diantaranya, perizinan masih belum terpenuhi, kurangnya pembiayaan modal usaha, pemasaran yang belum optimal dan yang lainnya,” ujarnya.
Menurut Neneng, untuk program Pendampingan UMKM Naik Kelas ini dilibatkan 20 orang pendamping. “Satu orang pendamping akan membina 17 pelaku UMKM. Di Sumedang, program ini akan melibatkan kurang lebih 340 pelaku UMKM dengan 20 orang pendamping dalam program ini,” jelas Neneng.
Ditambahkan Neneng, program ini akan dilakukan selama 8 bulan dan setelah program ini selesai diharapkan pelaku UMKM dapat naik kelas dari mikro menjadi kecil.