SATUJABAR, BANDUNG– Ribuan anak balita dan ibu hamil di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, dibagi telur gratis, sebagai upaya menekan angka stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Berdasarkan hasil survei tahun 2022, prevalensi balita stunting di KBB mencapai 27,3 persen, hanya turun 2,2 persen di tahun 2023.
Bagi-bagi telur gratis kepada ribuan anak balita dan ibu hamil, dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bagi-bagi telur gratis bertujuan untuk menekan angka stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, melalui program Perangkat Daerah Peduli Ibu Hamil dan Balita Beresiko Stunting (Pelita Bening), dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
“Jadi, sebagai upaya menekan angka stunting, kita intervensi dengan pemberian telur kepada anak balita dan ibu hamil di wilayah KBB, melalui program Pelita Bening (Perangkat Daerah Peduli Ibu Hamil dan Balita Beresiko Stunting), dan PMT (Pemberian Makanan Tambahan),” ujar Pj Bupati Bandung Barat, Ade Zakir, Selasa (19/11/2024).
Ade mengatakan, kegiatan Pelita Bening dan TMT tersebut, berupa distribusi telur ayam gratis sebanyak 650.000 butir kepada ribuan anak balita dan ibu hamil. Dengan begitu, upaya penanganan bebas stunting di wilayah KBB diharapkan bisa berjalan maksimal.
“Pemberian telur gratis ini juga kita paksakan dari anggaran perubahan. Jadi, di tengah keterbatasan, masih bisa memberikan telur. Insya Allah kita optimis bisa menurunkan angka stunting di wilayah KBB lebih besar lagi,” kata Ade.
2023 Turun 2,2 Persen
Berdasarkan hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2022, prevalensi balita stunting di Kabupaten Bandung Barat, mencapai 27,3 persen. Artinya, jika ada 100 anak balita di KBB, maka sebanyak 27 orang diantaranya menderita stunting.
Angka prevalensi tersebut, terpaut tipis dari posisi dua kabupaten di atas KBB, yakni Kabupaten Sukabumi dengan prevalensi 27,5 persen, dan Kabupaten Sumedang urutan teratas dengan prevalensi 27,6 persen.
Memasuki tahun 2023, prevalensi stunting di KBB hanya turun 2,2 persen. Hasil survei SGI pada tahun 2023, prevalensi stunting di wilayah KBB menurun, bisa ditekan dari 27,3 persen tahun 2022 menjadi 25,1 persen.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Ridwan Abdullah Putra, mengatakan, kegiatan pemberian telur ayam gratis menyasar sebanyak 34.334 warga di seluruh wilayah KBB. Meliputi, balita tidak naik (weightfaltering) sebanyak 30.358 anak, diberikan satu butir setiap hari selama 14 hari, balita berat badan kurang (underweight) sebanyak 2.734 anak, diberikan satu butir setiap hari selama 28 hari, dan sebanyak 1.242 ibu hamil beresiko, diberikan dua butir setiap hari selama 2 bulan, atau 60 hari.
“Anak balita kurus (wasting) dan ibu hamil beresiko, mendapat penanganan berupa PMT (Pemberian Makanan Tambahan) lokal. Sasaran balita wasting yang mendapat PMT adalah seluruh masyarakat di wilayah KBB yang berisiko stunting,” ujar Ridwan.
Ridwan menegaskan, tujuan dari pemberian tambahan protein hewani dan PMT lokal tersebar di 32 wilayah puskesmas di KBB, menambah asupan zat gizi, khususnya protein hewani yang tentunya sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak dan janin dalam kandungan.
“Jika kebutuhan gizinya terpenuhi, maka bisa mencegah terjadinya stunting. Kegiatan ini bagian dari intervensi spesifik di wilayah KBB,” ungkap Ridwan menegaskan.(chd).