BANDUNG – Talasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua kepada anak, disebabkan oleh berkurangnya atau tidak terbentuknya protein hemoglobin yang penting bagi tubuh. Akibatnya, sel darah merah (eritrosit) menjadi mudah pecah, yang menyebabkan anemia dan membuat pasien tampak pucat.
Menurut informasi dari Dinas Kesehatan Kota Bandung (@dinkeskota.bdg), terdapat tiga jenis talasemia berdasarkan gejalanya:
- Talasemia Mayor: Umumnya terdeteksi sejak bayi, gejalanya meliputi pucat, lemah, lesu, dan sering sakit. Pasien dengan jenis ini memerlukan transfusi darah secara teratur setiap 2-4 minggu seumur hidup.
- Talasemia Minor/Trait: Biasanya tidak menunjukkan gejala, individu tampak normal, tetapi hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar hemoglobin yang sedikit di bawah normal.
- Talasemia Intermedia: Umumnya terdiagnosis pada anak yang lebih besar dan tidak memerlukan transfusi darah rutin.
Penting untuk diketahui bahwa talasemia adalah penyakit keturunan dan bukan penyakit menular. Skrining melalui pemeriksaan darah sangat dianjurkan untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Skrining sebaiknya dilakukan pada usia remaja atau calon pengantin untuk mendeteksi apakah salah satu calon orang tua memiliki gen pembawa sifat talasemia.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan status pembawa sifat, disarankan untuk melakukan konseling genetik sebelum menikah atau hamil. Bagi ibu hamil, pemeriksaan khusus selama kehamilan oleh dokter spesialis kandungan yang terlatih dapat membantu mengetahui apakah janin berisiko terlahir dengan talasemia.