SATUJABAR, BANDUNG–Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dilaporkan kehilangan saldo dalam rekeningnya sebesar Rp.1 miliar. Informasi tersebut ramai di media sosial, setelah diunggah akun TikTok SPPG, yang diduga menjadi korban phising, atau kejahatan siber dengan cara mengelabui dan menipu korbannya.
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pangauban, berlokasi di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, dilaporkan kehilangan saldo dalam rekeningnya sebesar Rp.1 miliar. Hilangnya saldo rekening dalam jumlah besar untuk kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut, ramai di media sosial, setelah diunggah langsung akun Tiktok SPPG Pangauban
SPPG Pangauban, kehilangan saldo dalam rekeningnya, terjadi pada Kamis (31/10/2025) lalu. Pihak SPPG diduga telah menjadi korban phising, atau kejahatan siber dengan cara mengelabui dan menipu korbannya.
Kejadiannya bermula saat Kepala SPPG Pangauban, berinisial MC, sedang melakukan persetujuan transaksi melalui aplikasi milik salah satu bank plat merah. Saat masuk ke sistem, tiba-tiba diminta untuk mengganti kata sandi.
“Iya benar, kejadiannya seperti itu. Jadi, kami tidak bisa beroperasi, karena dana operasional yang ada untuk kebutuhan program MBG terkuras oleh penipu. Ini diduga kelalaian dari Kepala SPPG,” ujar Pemilik SPPG Pangauban, Hendrik dalam keterangannya, Senin (03/11/2025).
MC sebagai penanggungjawab di SPPG Pangauban, dihubungi orang mengaku sebagai pihak dari bank plat merah. Orang tersebut kemudian memberikan link agar mengganti kata sandi, karena jika tidak melakukannya, maka saldo dalam rekening otomatis akan dibekukan.
MC langsung menuruti perintah orang yang menghubungi tanpa berpikir panjang dan membicarkan terlebih dahulu. MC memberikan nomor-nomor penting berkaitan dengan kerahasiaan rekening atas nama SPPG tersebut.
MC yang diduga sudah dikelabui, saat menghubungi balik nomor orang mengaku dari pihak dari bank mendadak tidak aktif. Sadar telah menjadi korban penipuan digital, MC kemudian mengecek saldo di rekening SPPG, kaget hanya tersisa Rp.12 juta dari total mencapai Rp.1 miliar.
Hendrik mengatakan, MC sebagai kepala SPPG, sempat diperingatkan pegawai agar hati-hati terhadap segala bentuk komunikasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya. Akuntan, ahli gizi, dan pegawai lainnya, mengingatkan MC, agar tidak langsung percaya, tapi tidak dihiraukannya hingga menjadi korban penipuan.
Hendrik telah melaporkan kejadiannya ke Badan Gizi Nasional (BGN), yang kemudian diarahkan melaporkannya kepada pihak kepolisian. Selain itu, juga telah meminta arahan dari BGN, karena dapur SPPG tidak bisa beroperasi, menyusul raibnya dana di rekening untuk kebutuhan program MBG.

