SATUJABAR, BANDUNG–Rizki Nur Fadhilah, remaja yang sebelumnya ramai diperbincangkan menjadi korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), sudah kembali ke pelukan keluarga. Remaja berusia 18 tahun, asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diserahkan polisi kepada orangtuanya, setelah menjalani pemeriksaan di Mapolresta Bandung.
Perasaan haru dan bahagia menyelimuti keluarga, saat bisa bertemu kembali dengan Rizki Nur Fadhilah, yang sebelumnya ramai diperbincangkan menjadi korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Remaja berusia 18 tahun tersebut, diserahkan polisi kepada orangtuanya, Minggu (24/11/2025) malam, setelah menjalani pemeriksaan di Mapolresta Bandung.
Mantan penjaga gawang Diklat Persib tersebut, dijemput Tim Satreskrim Polresta Bandung bersama Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Jawa Barat, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Rizki berhasil dipulangkan ke Indonesia dengan pendampingan dari tim Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan KBRI Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja.
“Dijemput dari Bandara Soekarno-Hatta, saudara Rizki langsung dibawa ke Mapolresta Bandung. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan dan pendalaman keterangan oleh penyidik, Rizki malam ini kita serahkan kepada pihak keluarga,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Humas Polresta Bandung, Iptu Opi Taufik, di Mapolresta Bandung.
Opi mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, Rizki dalam kondisi sehat, baik fisik maupun mental. Rizki diserahkan polisi kepada kakeknya, Asep Iman, mewakili pihak keluarga.
“Alhamdulillah saudara Rizki dalam kondisi sehat. Rizki sehat secara fisik maupun mental berdasarkan hasil pemeriksaan dari Tim Dokter Kesehatan Polresta Bandung,” kata Opi.
Pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada Polresta Bandung, Kemenlu, KBRI di Kamboja, BP3MI Jawa Barat, Pemkab Bandung, yang telah membantu proses kepulangan Rizki ke Indonesia. Rizki saat ini sudah bisa kembali berkumpul dengan keluarga.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian, terutama Polresta Bandung dan semua pihak yang telah membantu dan mengurus proses kepulangan Rizki ke Indonesia. Kemenlu, KBRI di Kamboja, BP3MI Jawa Barat, serta Pemkab Bandung,” ujar Kakek Rizki, Asep Iman.
Sementara itu, terkait dugaan Rizki menjadi korban TPPO, masih didalami penyidik dengan mengumpulkan keterangan dan bukti-bukti, untuk menguatkan fakta-fakta hukumnya. Fokus saat ini, Rizki sudah kembali ke keluarganya dan sudah dimintai keterangan terkait dugaan TPPO atas keberangkatannya ke Kamboja secara ilegal, setelah ditawari pekerjaan.
Sebelumnya, kasus dugaan TPPO, yang menimpa Rizki, menyita perhatian banyak pihak, setelah ramai di media sosial. Rizki kemudian menyampaikan klarifikasi dalam unggahan video, jika keberangkatannya ke Kamboja atas keinginannya sendiri, dan tidak mendapatkan kekerasan fisik, namun ingin segera pulang ke Indonesia.
Remaja asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung tersebut, dikabarkan menjadi korban dugaan TPPO setelah dijebak tipu muslihat seseorang yang menjanjikan mengikuti seleksi klub sepakbola. Rizki yang dibawa ke Medan, untuk mengikuti seleksi, malah dibawa ke Kamboja.
“Awalnya anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Pada tanggal 26 Oktober 2025, anak saya berangkat dijemput pakai travel ke Jakarta. Dari Jakarta ke Medan menggunakan pesawat,” ujar Dedi Solehudi, orangtua Rizki, yang tinggal di Kampung Cilisung, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Dedi menjelaskan, setelah tiba di Medan, Rizki kemudian dibawa ke Malaysia hingga sampai di Kamboja. Rizki sempat mengirim pesan secara sembunyi-sembunyi kepada ibunya, yang menjadi bekerja menjadi TKW (tenaga kerja wanita) di Hongkong.
Rizki yang diduga menjadi korban TPPO, membantah informasi yang beredar di media sosial. Dalam rekaman video berdurasi singkat yang diunggahnya, Rizki mengabarkan, kondisinya selama berada di Kamboja
“Saya Rizki Nur Fadhilah, saya ingin meluruskan fakta terkait isu yang beredar, dikarenakan itu tidak benar. Itu kemauan saya sendiri, sama sekali tidak ada paksaan,” ujar Rizki dalam rekaman video yang diunggahnya.
Rizki juga memastikan, tidak mengalami kekerasan fisik, pemaksaan, atau perlakuan buruk seperti dikhawatirkan publik. Kebutuhan dasarnya, seperti makan terpenuhi.
“Saya disini baik-baik saja, kondisi saya aman, dikasih makan. Tapi, saya ingin pulang ke Indonesia, karena tidak betah disini (Kamboja),” ungkap Rizki.

