Bukunya jadi inspirasi para penyandang disabilitas di Jawa Barat.
SATUJABAR, INDRAMAYU — Muhammad Dewana Fahrizal alias Rizal (28 tahun) adalah penyandang disabilitas warga RT 04 RW 08 Blok Kandang Sapi, Kelurahan Lemah Mekar, Kota Indramayu. Dalam kesehariannya, dia memilih sebagai penulis.
Penyandang disabilitas dari Indramayu yang memilih penulis sebagai profesinya itu, kini mendapatkan impiannya. Dia bahkan menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Dedi Mulyadi di kediamannya di Lembur Pakuan, Subang.
Rizal memperoleh jalan untuk bisa mendapatkan impian bisa mendapatkan laptop. “Impian saya bisa punya laptop, sehingga saya bisa lebih produktif dalam menulis,” tutur Rizal (28 tahun), penyandang disabilitas warga RT 04 RW 08 Blok Kandang Sapi, Kelurahan Lemah Mekar, Kota Indramayu.
Rizal bersilaturahmi ke rumah KDM di Lembur Pakuan, bersama dua penulis Indramayu yang selama ini terus mendampinginya, Sapta Guna dan Sol Langlang Buana.
Dia tidak hanya aktif mengikuti diskusi-diskusi yang digelar berbagai forum di Indramayu. Tetapi, juga aktif menulis. Rizal yang merupakan sosok inspiratif, juga sering menjadi pemateri atau pembicara untuk diskusi bertema motivasi.
Selama menekuni dunia menulis, Rizal telah menghasilkan sejumlah buku yang merupakan karya orisinil dari dirinya. Terbaru ialah buku berjudul “Spirituabilitas”. Buku ini merupakan kumpulan dari kata-kata mutiara yang bersumber dari curahan pikirannya.
Dari judulnya, buku ini cukup menarik. Ada dua tema yang dijadikan satu dalam sebuah kombinasi kata, antara “spiritualitas”, bisa juga berarti “spirit” atau semangat, dengan kata “bilitas” yang dipenggal dari disabilitas.
Dedi Mulyadi atau Kang Dedi memiliki kesan tersendiri terhadap sosok Rizal. Calon Gubernur Jawa Barat ini terkesima dan takjub, ternyata ada penyandang disabilitas yang memilih jalur menulis sebagai perwujudan dari eksistensi kemanusiaannya.
“Ini sangat jarang. Biasanya mereka aktif di olah raga, atau menekuni kerajinan dan terapi seperti pijat. Tapi Rizal sosok yang berbeda, memilih menulis. Saya terkesima dalam cara dia memilih jalur untuk ekspresi eksistensi kemanusiaannya,” ujar Kang Dedi.
Dia mengaku, sempat akan hadir saat mendapat undangan “Bancakan Buku” (launching) “Spiritabilitas” di rumah Rizal di belakang Kantor Pengadilan Negeri Indramayu. “Saya berniat hadir. Tetapi waktu mepet dan berbenturan dengan jadwal lain sampai terpaksa saya tidak bisa hadir,” tuturnya.
Bukan saja karena jadwal padat, perjalanan dari Subang ke Indramayu ternyata memakan waktu lumayan lama. Pintu gerbang jalan tol yang menuju Indramayu memang terbatas.
“Dari Rizal ini, saya kepikiran, ke depan supaya Indramayu lebih maju, gerbang tolnya harus dibuka di beberapa titik agar Indramayu menjadi tempat kunjungan,” tutur kang Dedi.
Kang Dedi sangat senang dan bangga dengan sosok Rizal. Dia adalah salah satu contoh anak muda Jawa Barat, anak muda Indonesia yang mempunyai spirit tinggi. Keterbatasan tidak menghalanginya dalam berkarya.
“Menurut saya hidup adalah berkarya dan Rizal sudah melakukan karya dalam hidupnya dalam bentuk kata-kata mutiara atau kata-kata spirit untuk para penyandang disabilitas,” tuturnya.
Kang Dedi menilai, lewat Rizal, ia sadar bahwa mutiara bukan selalu dalam bentuk benda. Namun, bisa berupa kata, karya, dan cipta yang lahir dari hati yang terbuka.
“Saya berharap Rizal terus menulis. Saya akan menjadi pelanggan bukunya dan bukunya akan saya sebarkan ke seluruh Jawa Barat,” tuturnya. (yul)