SAF berbasis UCO tidak hanya memberikan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, tapi juga memanfaatkan bahan baku yang selama ini dianggap limbah.
SATUJABAR, BAKU, Pertamina Patra Niaga kembali menunjukkan peran aktifnya mendorong transformasi energi global. Strategi inovatif perusahaan dalam mendukung dekarbonisasi penerbangan itu menggunakan Used Cooking Oil (UCO) sebagai bahan bauran nabati pada Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Demikian dipaparkan Direktur Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan di ajang The 29th Conference of the Parties (COP29) UNFCCC atau Konferensi Iklim PBB yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan,
Dalam presentasinya di forum internasional itu, Riva menjelaskan, bahwa SAF berbasis UCO tidak hanya memberikan alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Tetapi, juga memanfaatkan bahan baku yang selama ini dianggap limbah.
“Melalui Pertamina One Solution, kami meningkatkan potensi volume SAF berbasis UCO dan membantu pelanggan kami untuk mengurangi emisi hingga 84 persen dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional,” tutur Riva.
Pertamina Patra Niaga telah memulai memasarkan SAF berbasis UCO ini pada ajang Bali International Air Show September lalu, Bahkan, pihaknya telah mengantongi sejumlah kerja sama dengan beberapa pelanggan maskapai di sekitar Asia Tenggara sebagai bagian dari pra-pemasaran sebelum SAF akan mulai diproduksi oleh kilang pada kuartal pertama tahun 2025.
Nantinya, peran Pertamina Patra Niaga dalam bisnis UCO ini sebagai hub bagi pengumpulan UCO yang berasal dari berbagai industri kuliner maupun konsumsi rumah tangga, dengan memanfaatkan sebaran titik unit penjualan milik Pertamina Patra Niaga yang tersebar di seluruh Indonesia. UCO yang terkumpul akan dikirimkan untuk diolah menjadi biofuel oleh anak perusahaan Pertamina lainnya yaitu Kilang Pertamina Internasional.
Sustainable Aviation Fuel yang dihasilkan dari UCO diharapkan dapat mengurangi jejak karbon pada industri penerbangan domestik, yang selama ini menjadi salah satu sektor penyumbang emisi terbesar.
“Langkah ini adalah upaya kami mendukung produksi SAF dengan meningkatkan dan memperoleh sisi positif dari pengumpulan UCO dari 0,3 juta ton pada 2023 yang diharapkan menjadi 1,5 juta metrik ton per tahun pada 2030 nanti,” ucap Riva.
COP 29 adalah pertemuan internasional terbesar yang diselenggarakan oleh PBB untuk membahas masalah perubahan iklim global. COP29, yang digelar pada tahun 2024 mendiskusikan langkah-langkah konkret dalam mengatasi perubahan iklim, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mempercepat transisi menuju energi terbarukan.
“Sebagai perusahaan energi nasional kami berperan aktif dalam mempercepat transisi energi menuju sumber-sumber yang lebih bersih dan berkelanjutan. Melalui program Pertamina One Solution, kami terus berinovasi untuk menyediakan solusi energi yang mendukung keberlanjutan, baik di Indonesia maupun global,” ucap Riva. (yul)