Berita

Pergerakan Tanah di Purwakarta, Jasa Marga: Tol Cipularang Aman Dilintasi

Arah pergerakan tanah menuju utara sehingga tidak bersinggungan dengan Jalan Tol Cipularang.

SATUJABAR, PURWAKARTA — Jasa Marga memastikan jalan Tol Cipularang aman dilintasi kendaraan meski terjadi pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta. Pergerakan tanah terjadi sejak dua bulan dan terakhir terjadi pada Ahad (15/6/2025) kemarin.

Senior Manager Representative Office 3 Jasa Marga Agni Mayvinna memastikan, pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul tidak berpengaruh terhadap jalan Tol Cipularang. Kendaraan dapat melintasi jalur tersebut.

“Jasa Marga memastikan bahwa sampai dengan saat ini, Jalan Tol Cipularang aman untuk dilalui,” ucap dia melalui keterangan resmi yang diterima, Rabu (18/6/2025).

Berdasarkan pengamatan udara oleh tim Jasa Marga Tollroad Maintenance (JMTM), dia mengatakan, lokasi pergeseran tanah terdekat berjarak sekitar 1 kilometer dari jalan Tol Cipularang. Selain itu, arah pergerakan tanah menuju utara sehingga tidak bersinggungan dengan Jalan Tol Cipularang.

Namun, pihaknya mengatakan, garus dilakukan kajian lebih jauh untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Pihaknya bersama Pemkab Purwakarta dan Dinas Pekerjaan Umum melakukan monitoring jika terjadi pergeseran tanah susulan dan potensi berdampak ke Jalan Tol Cipularang.

Jasa Marga menjamin, keamanan dan kenyamanan pengguna jalan selama melintasi Jalan Tol Cipularang. Serta akan melakukan upaya-upaya antisipasi untuk mencegah dampak kerusakan ke jalan tol.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar mela,porkan puluhan rumah mengalami kerusakan berat akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Ahad (15/6/2025). Sebagian warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Pranata Humas Ahli BPBD Jabar Hadi Pratama mengatakan, pergerakan tanah di wilayah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta berlangsung sejak beberapa bulan terakhir dari bulan April hingga Juni. Dia menyebut, pergerakan tanah terakhir terjadi Jumat (13/6/2025) kemarin dan berpotensi masih terjadi pergerakan tanah susulan.

“Penyebabnya, lereng yang curam tanpa vegetasi yang memadai lebih rentan terhadap longsor, terutama setelah hujan lebat,” ucap dia, Ahad (15/6/2025).

Selain itu, dia mengatakan, sistem drainase yang kurang baik berakibat pada berubahnya pola aliran air. Sehingga menyebabkan akumulasi air di area tersebut menjadi pemicu gerakan tanah. “Lokasi bencana berada di zona kerentanan gerakan tanah menengah,” kata dia. (yul)

Editor

Recent Posts

Menparekraf Gandeng AKKSI: Perkuat Peran Kreator Konten untuk Ekonomi Digital Indonesia

SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan komitmennya dalam mendukung ekosistem konten…

5 jam ago

Kemenpar Ajak Himpunan Humas Hotel Sebar Luaskan Publikasi Pariwisata Berkelanjutan

SATUJABAR, JAKARTA - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengajak Himpunan Humas Hotel (H3) Indonesia untuk turut aktif…

5 jam ago

Nezar Patria: Adaptasi AI Jadi Kunci Masa Depan Media

SATUJABAR, JAKARTA - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan pemanfaatan kecerdasan artifisial atau…

5 jam ago

Industri Halal Jadi Pilar Ekonomi Baru, Generasi Muda Didorong Jadi Motor Inovasi Global

SATUJABAR, TANGERANG - Industri halal Indonesia kian melesat dan dipandang sebagai salah satu pilar utama…

5 jam ago

Indonesia Salurkan Bantuan Pangan USD 12 Juta untuk Gaza Lewat WFP

SATUJABAR, JAKARTA - Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmennya terhadap Palestina dengan menyalurkan bantuan pangan senilai…

5 jam ago

BMKG dan Kementerian PU Sinergi Mitigasi Perubahan Iklim dan Cuaca Ekstrem

SATUJABAR, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dengan tegas menyatakan…

5 jam ago

This website uses cookies.