• Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video
Kamis, 24 Juli 2025
No Result
View All Result
SATUJABAR
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media
No Result
View All Result
SATUJABAR
No Result
View All Result

Peneliti BRIN Temukan Spesies Baru Anggrek Kuku Macan dari Sulawesi

Editor
Minggu, 18 Agustus 2024 - 09:52
Anggrek kuku macan

Anggrek kuku macan.(FOTO: BRIN)

BANDUNG – Anggrek genus Aerides, yang dikenal dengan nama lokal “anggrek kuku macan”, telah menarik perhatian komunitas botani dengan penemuan spesies barunya di utara Pulau Sulawesi.

Destario Metusala, peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, berhasil mengidentifikasi spesies baru anggrek kuku macan ini setelah melakukan observasi mendalam selama beberapa waktu.

Temuan ini diumumkan pada Mei 2024 melalui jurnal Edinburgh Journal of Botany dengan nama ilmiah Aerides obyrneana.

Metusala menjelaskan bahwa sebelum penemuan ini, terdapat lima spesies Aerides yang tercatat dari Indonesia.

Di antaranya adalah Aerides odorata yang menyebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi; serta spesies endemik seperti A. timorana dari Nusa Tenggara dan tiga spesies endemik lainnya dari Sulawesi: A. huttonii, A. inflexa, dan A. thibautiana. Saat ini, belum ada catatan mengenai keberadaan Aerides di Maluku dan Papua.

Spesies baru ini menonjol karena bentuk bunganya yang atraktif dengan kombinasi warna langka di genusnya. Sepal dan petal bunga A. obyrneana berwarna putih keunguan, sedangkan bibir bunga berwarna kuning cerah kehijauan.

Nama “obyrneana” diambil untuk menghormati Peter O’Byrne, seorang pemerhati anggrek yang dikenal di Asia Tenggara dan pendidik taksonomi anggrek Metusala.

Karakteristik Anggrek Kuku Macan

Menurut Metusala, Aerides obyrneana hidup epifit, menempel pada batang pepohonan tanpa merugikan pohon inangnya.

Anggrek ini memiliki batang yang relatif kecil dengan tinggi sekitar 10-16 cm, daun memanjang seperti pita, dan akar lekat panjang yang berfungsi menyerap kelembaban dan menyimpan cadangan air.

Bunganya mekar dengan ukuran lebar 2,4-2,6 cm, memiliki sepals dan petals kaku serta bibir bunga bercuping tiga yang berbentuk kipas.

Habitat A. obyrneana meliputi tepian hutan semi-terbuka dengan sirkulasi udara baik dan intensitas cahaya sekitar 50-70%.

Anggrek ini tampak adaptif terhadap kelembaban rendah, suhu tinggi, dan intensitas cahaya tinggi, yang menguntungkan untuk bertahan dalam kondisi kekeringan berkepanjangan.

Spesies baru ini mirip dengan Aerides upcmae dari Filipina dan A. houlletiana dari Indochina, namun memiliki perbedaan mencolok dalam bentuk cuping tengah bibir bunganya. Berdasarkan distribusi saat ini, Aerides obyrneana dianggap sebagai spesies endemik Sulawesi dengan jangkauan terbatas, dan status konservasinya diusulkan sebagai “Kritis” menurut IUCN Redlist.

Ancaman terhadap spesies ini mencakup konversi habitat alami dan pengambilan tak terkendali untuk perdagangan komersial.

Mengingat keindahan dan keunikan bunga A. obyrneana, ada risiko tinggi akan permintaan dari kolektor anggrek. Metusala menekankan pentingnya kerjasama berbagai pihak, termasuk komunitas hobiis, dalam upaya pelestarian berkelanjutan untuk melindungi spesies ini dari kepunahan.

Sumber: BRIN

 

Tags: BRIN

Category

  • Berita
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Opini
  • Pilihan
  • Sport
  • Tutur
  • UMKM
  • Uncategorized
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2022 SATUJABAR.COM

No Result
View All Result
  • Berita
  • Tutur
  • UMKM
  • Gaya Hidup
  • Sport
  • Video

© 2022 SATUJABAR.COM

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.